Fungsi Sistem Kontrol Emisi dan Komponen-Komponennya

Sistem kontrol emisi adalah sistem yang dirancang untuk memantau dan mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor dan mesin lainnya.

Emisi gas buang dapat mencakup gas beracun seperti karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan nitrogen oksida (NOx), serta partikel padat halus seperti debu, asap, dan bahan organik.

Sistem kontrol emisi dapat terdiri dari beberapa komponen, termasuk sensor, katup, filter, dan perangkat lainnya.

Komponen tersebut bekerja bersama untuk memantau dan mengontrol emisi gas buang sehingga memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Beberapa teknologi yang digunakan dalam sistem kontrol emisi meliputi katalisator, injeksi bahan bakar langsung, sistem EGR (Recirculation Gas Buang), dan sistem injeksi udara sekunder.

Dalam sistem kontrol emisi modern, sering juga terdapat perangkat elektronik yang digunakan untuk mengontrol sistem secara otomatis.

Sistem kontrol emisi sangat penting untuk menjaga kualitas udara dan melindungi lingkungan dari polusi udara.

Karena itu, pemerintah di banyak negara memiliki persyaratan ketat untuk kendaraan dan mesin lainnya yang memasuki jalan raya, dan sistem kontrol emisi merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi.

Komponen-Komponen Sistem Kontrol Emisi

Berikut adalah beberapa komponen penting dalam sistem kontrol emisi:

  1. Sensor

    Sensor adalah komponen utama dalam sistem kontrol emisi yang digunakan untuk memantau emisi kendaraan.

    Sensor ini terdiri dari sensor suhu, sensor tekanan, sensor oksigen, dan sensor lainnya yang memantau parameter tertentu dalam sistem emisi kendaraan.

  2. Katalisator

    Katalisator adalah perangkat yang digunakan untuk mengurangi emisi gas buang dari kendaraan dengan mengubah senyawa beracun seperti karbon monoksida, hidrokarbon, dan nitrogen oksida menjadi senyawa yang lebih aman seperti air dan gas nitrogen.

  3. Filter Partikel Padat

    Filter partikel padat adalah perangkat yang digunakan untuk menangkap partikel-partikel halus yang dihasilkan oleh mesin diesel dan mesin bensin injeksi langsung.

    Filter ini membantu mengurangi emisi partikel dan mencegah polusi udara.

  4. Sistem EGR (Recirculation Gas Buang)

    Sistem EGR adalah sistem yang memungkinkan sebagian gas buang dikembalikan ke dalam mesin untuk dikombinasikan dengan udara segar yang masuk ke dalam mesin.

    Hal ini membantu mengurangi emisi nitrogen oksida (NOx) yang dihasilkan oleh mesin.

  5. Sistem Injeksi Udara Sekunder

    Sistem injeksi udara sekunder adalah perangkat yang digunakan untuk mengurangi emisi gas buang dengan memasok udara tambahan ke dalam sistem pembakaran.

    Udara tambahan ini membantu membakar bahan bakar yang tidak terbakar sepenuhnya, yang mengurangi emisi hidrokarbon dan karbon monoksida.

  6. Perangkat Elektronik

    Sistem kontrol emisi modern seringkali menggunakan perangkat elektronik seperti Unit Kontrol Mesin (ECU) untuk mengontrol sistem secara otomatis dan memastikan bahwa kendaraan memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

    Perangkat ini memungkinkan kendaraan untuk beroperasi dengan lebih efisien dan mengurangi emisi gas buang.

Fungsi Sistem Kontrol Emisi

Fungsi sistem kontrol emisi pada kendaraan adalah untuk mengurangi emisi gas buang atau polutan yang dihasilkan oleh mesin kendaraan, sehingga dapat mengurangi dampak negatif kendaraan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Beberapa fungsi sistem kontrol emisi pada kendaraan antara lain:

  1. Mengontrol jumlah udara dan bahan bakar yang masuk ke mesin

    Sistem kontrol emisi dapat mengontrol jumlah udara dan bahan bakar yang masuk ke mesin kendaraan, sehingga mengoptimalkan pembakaran bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.

  2. Memantau kinerja mesin

    Sistem kontrol emisi dapat memantau kinerja mesin kendaraan dan menyesuaikan komponen seperti sistem pengapian, sistem injeksi bahan bakar, dan sistem pengaturan udara agar bekerja secara optimal dan mengurangi emisi gas buang.

  3. Memastikan katalitik converter bekerja dengan baik

    Sistem kontrol emisi dapat memantau kinerja katalitik converter dan memastikan bahwa komponen tersebut bekerja dengan baik untuk mengurangi emisi gas buang.

  4. Memantau dan mengontrol emisi gas buang

    Sistem kontrol emisi dapat memantau emisi gas buang kendaraan dan mengontrolnya agar memenuhi standar emisi yang ditetapkan.

  5. Memperbaiki kerusakan pada sistem emisi

    Sistem kontrol emisi dapat memperbaiki kerusakan pada sistem emisi dengan memperbaiki atau mengganti komponen yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik.

Dengan fungsi-fungsi tersebut, sistem kontrol emisi dapat membantu mengurangi dampak negatif kendaraan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, serta memastikan bahwa kendaraan memenuhi standar emisi yang ditetapkan.

Apa yang Dimaksud Dengan Sistem Kontrol Emisi?

Sistem kontrol emisi adalah sistem yang dirancang untuk memantau dan mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dan mesin lainnya.

Tujuan utama dari sistem kontrol emisi adalah untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan dan mesin, yang dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Sistem kontrol emisi terdiri dari berbagai komponen seperti sensor, katup, filter, dan perangkat elektronik yang bekerja bersama untuk memantau dan mengontrol emisi gas buang.

Sistem ini juga dilengkapi dengan teknologi seperti katalisator, sistem EGR, injeksi udara sekunder, dan filter partikel padat untuk membantu mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan dan mesin.

Dalam beberapa negara, pemerintah telah menetapkan standar emisi yang harus dipenuhi oleh kendaraan bermotor dan mesin lainnya.

Oleh karena itu, sistem kontrol emisi menjadi sangat penting dalam menjaga kualitas udara dan melindungi lingkungan dari polusi udara.

Dengan adanya sistem kontrol emisi yang efektif, kendaraan dan mesin dapat beroperasi dengan lebih efisien dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah.

Apakah Alat yang Digunakan Untuk Melakukan Kontrol Emisi?

Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan kontrol emisi.

Berikut adalah beberapa alat yang sering digunakan:

  1. Analisis Gas Buang

    Alat ini digunakan untuk menganalisis gas buang dari kendaraan atau mesin.

    Alat ini dapat mengukur tingkat emisi dari gas buang, seperti karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), dan partikel padat.

    Hasil pengukuran digunakan untuk menentukan apakah kendaraan atau mesin memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

  2. Smoke Meter

    Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat kepekatan asap dari kendaraan diesel.

    Smoke meter mengukur jumlah partikel yang terkandung dalam asap yang dihasilkan oleh kendaraan diesel, dan hasilnya digunakan untuk menentukan apakah kendaraan memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

  3. Scanner

    Scanner adalah alat yang digunakan untuk membaca kode kesalahan yang dihasilkan oleh sistem kontrol emisi pada kendaraan.

    Alat ini dapat membantu mengidentifikasi masalah pada sistem kontrol emisi, seperti sensor yang rusak atau masalah pada katalisator.

  4. OBD-II Tester

    Alat ini digunakan untuk membaca kode kesalahan yang dihasilkan oleh sistem kontrol emisi pada kendaraan yang dilengkapi dengan OBD-II (On-Board Diagnostics) port.

    Alat ini dapat membantu mengidentifikasi masalah pada sistem kontrol emisi, seperti sensor yang rusak atau masalah pada katalisator.

  5. Alat Deteksi Gas

    Alat ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan gas beracun, seperti karbon monoksida, di sekitar kendaraan atau mesin.

    Alat ini dapat membantu menentukan apakah ada kebocoran pada sistem emisi kendaraan atau mesin yang menghasilkan gas beracun.

Alat-alat tersebut dapat digunakan oleh teknisi atau pihak yang berwenang untuk melakukan kontrol emisi pada kendaraan atau mesin dan memastikan bahwa kendaraan atau mesin memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Bagaimana Proses Uji Emisi?

Proses uji emisi dilakukan untuk mengukur jumlah emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan atau mesin, dan memastikan bahwa emisi tersebut memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berikut adalah tahapan umum dari proses uji emisi:

  1. Persiapan Kendaraan

    Kendaraan diuji dalam kondisi yang berbeda-beda, tergantung pada standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

    Sebelum kendaraan diuji, teknisi akan memeriksa kondisi kendaraan dan melakukan perbaikan jika diperlukan.

    Selain itu, kendaraan juga harus dalam kondisi yang baik dan memiliki level bahan bakar yang mencukupi.

  2. Pemasangan Sensor

    Sebuah sensor ditempatkan di dekat knalpot kendaraan, yang akan digunakan untuk mengukur jumlah gas buang yang dihasilkan selama pengujian.

  3. Pengujian Idle

    Kendaraan dijalankan dalam keadaan diam, atau idle, dan sensor akan merekam jumlah emisi gas buang yang dihasilkan selama waktu tertentu.

  4. Pengujian pada Kecepatan Tinggi

    Kendaraan diuji saat berada pada kecepatan tertentu, dan sensor akan merekam jumlah emisi gas buang yang dihasilkan selama waktu tertentu pada kecepatan tersebut.

  5. Pemeriksaan Hasil

    Hasil pengukuran gas buang dari kedua pengujian akan diperiksa untuk memastikan bahwa kendaraan memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

    Jika kendaraan tidak memenuhi standar emisi, maka kendaraan harus diperbaiki dan diuji kembali.

  6. Penyelesaian

    Setelah kendaraan memenuhi standar emisi yang ditetapkan, kendaraan dianggap lolos uji emisi dan siap untuk digunakan.

Proses uji emisi dapat dilakukan di bengkel resmi atau fasilitas uji emisi yang disetujui oleh pemerintah.

Prosedur dan standar emisi yang berbeda-beda tergantung pada negara dan peraturan setempat.

Namun, umumnya proses uji emisi dilakukan secara berkala dan wajib dilakukan oleh kendaraan untuk memastikan bahwa kendaraan tersebut memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Cara Memelihara Sistem Kontrol Emisi 

Memelihara sistem kontrol emisi pada kendaraan atau mesin sangat penting untuk menjaga kinerjanya dan memastikan bahwa emisi gas buang yang dihasilkan tetap dalam batas yang aman dan memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berikut adalah beberapa cara untuk memelihara sistem kontrol emisi:

  1. Lakukan Perawatan Berkala

    Kendaraan atau mesin perlu dirawat secara berkala oleh teknisi terlatih, dan perawatan ini harus mencakup pemeriksaan dan penggantian komponen sistem kontrol emisi seperti filter udara, busi, sensor, dan katalisator.

    Perawatan berkala ini dapat membantu mencegah kerusakan pada sistem kontrol emisi dan memperpanjang umur kendaraan atau mesin.

  2. Gunakan Bahan Bakar yang Tepat

    Penggunaan bahan bakar yang tepat dapat membantu menjaga kinerja sistem kontrol emisi.

    Pastikan untuk menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan atau mesin, dan hindari penggunaan bahan bakar berkualitas rendah atau yang tidak terdapat di daerah tempat tinggal Anda.

  3. Hindari Overloading

    Mengangkut barang yang melebihi kapasitas kendaraan atau mesin dapat meningkatkan beban mesin dan mengakibatkan peningkatan emisi gas buang.

    Pastikan untuk tidak melebihi kapasitas kendaraan atau mesin dan mempertahankan kondisi kendaraan atau mesin yang optimal.

  4. Jaga Sistem Pendingin

    Sistem pendingin pada kendaraan atau mesin juga perlu dijaga agar dapat berfungsi dengan baik.

    Sistem pendingin yang tidak berfungsi dengan baik dapat mengakibatkan peningkatan suhu mesin dan mengganggu kinerja sistem kontrol emisi.

    Pastikan untuk menjaga sistem pendingin agar tetap dalam kondisi baik dengan memeriksa level cairan pendingin secara berkala dan membersihkan radiator dari kotoran dan debu.

  5. Gunakan Oli yang Tepat

    Menggunakan oli yang tepat dapat membantu menjaga kinerja sistem kontrol emisi.

    Pastikan untuk menggunakan oli yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan atau mesin dan melakukan penggantian oli secara berkala sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh produsen.

Dengan melakukan perawatan rutin pada sistem kontrol emisi, Anda dapat memastikan bahwa kendaraan atau mesin tetap dalam kondisi yang baik dan memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Wajibkah Uji Emisi?

Uji emisi pada kendaraan wajib dilakukan dalam beberapa negara, termasuk di Indonesia.

Uji emisi bertujuan untuk memeriksa kadar gas buang yang dihasilkan kendaraan dan memastikan bahwa kendaraan tersebut memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Di Indonesia, uji emisi wajib dilakukan setiap 2 tahun sekali untuk kendaraan yang telah berusia 4 tahun atau lebih.

Kendaraan yang belum mencapai usia 4 tahun tidak perlu melakukan uji emisi kecuali kendaraan tersebut sudah mengalami perubahan konfigurasi mesin atau penggantian mesin.

Uji emisi dapat dilakukan di bengkel resmi atau di bengkel khusus uji emisi yang telah disetujui oleh pemerintah.

Hasil uji emisi akan dijadikan sebagai dasar untuk memberikan STNK kendaraan, dan kendaraan yang tidak memenuhi standar emisi akan dilarang untuk beroperasi di jalan raya.

Uji emisi penting dilakukan untuk menjaga kualitas udara dan lingkungan hidup yang lebih baik.

Kendaraan yang menghasilkan emisi yang tinggi dapat menyebabkan polusi udara dan berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Oleh karena itu, uji emisi sangat penting untuk menjaga kebersihan udara dan lingkungan yang sehat bagi kita semua.

Berapa Lama Sekali Uji Emisi Berlaku?

Lama berlakunya uji emisi kendaraan tergantung pada kebijakan pemerintah dan peraturan setiap negara.

Di Indonesia, masa berlaku uji emisi kendaraan adalah selama 2 tahun.

Setelah kendaraan melewati uji emisi dan lulus, sertifikat hasil uji emisi tersebut berlaku selama 2 tahun dan harus diperpanjang setelah masa berlaku habis.

Jika masa berlaku uji emisi kendaraan telah habis dan kendaraan belum melakukan uji emisi, maka kendaraan tersebut tidak akan dapat memperpanjang STNK-nya dan tidak diizinkan untuk beroperasi di jalan raya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi pemilik kendaraan untuk melakukan uji emisi secara tepat waktu agar kendaraan dapat terus beroperasi dengan legal dan aman bagi lingkungan.

Bagaimana Bila Tidak Lolos Uji Emisi?

Jika kendaraan tidak lolos uji emisi, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi kendaraan dan meningkatkan kinerja sistem kontrol emisinya.

Langkah-langkah tersebut antara lain:

  1. Periksa komponen sistem kontrol emisi

    Cek setiap komponen sistem kontrol emisi seperti sensor, katalitik converter, sistem injeksi bahan bakar, dan sistem pengapian.

    Pastikan bahwa komponen-komponen tersebut berfungsi dengan baik.

  2. Bersihkan sistem injeksi bahan bakar

    Sistem injeksi bahan bakar yang kotor dapat menyebabkan penggunaan bahan bakar yang tidak efisien dan emisi yang tinggi.

    Oleh karena itu, membersihkan sistem injeksi bahan bakar dapat membantu mengurangi emisi kendaraan.

  3. Ganti busi dan filter udara

    Busi yang kotor atau aus dapat menyebabkan kinerja mesin yang buruk dan emisi yang tinggi.

    Ganti busi secara berkala dapat membantu mengurangi emisi kendaraan.

    Filter udara yang kotor juga dapat menyebabkan emisi yang tinggi, oleh karena itu, filter udara perlu diganti secara berkala.

  4. Ganti katalitik converter

    Jika katalitik converter rusak atau tidak berfungsi dengan baik, maka emisi kendaraan akan meningkat.

    Ganti katalitik converter dengan yang baru dapat membantu mengurangi emisi kendaraan.

Setelah melakukan perbaikan pada kendaraan, lakukan uji emisi kembali untuk memastikan bahwa kendaraan telah memenuhi standar emisi yang ditetapkan.

Jika kendaraan masih tidak lolos uji emisi setelah dilakukan perbaikan, maka dapat dilakukan perbaikan lebih lanjut atau membawa kendaraan ke bengkel spesialis emisi untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Bagaimana Supaya Lolos Uji Emisi?

Untuk dapat lolos uji emisi, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

  1. Perawatan kendaraan yang rutin

    Melakukan perawatan kendaraan secara rutin dapat membantu menjaga kondisi mesin dan sistem kontrol emisi kendaraan tetap optimal.

    Perawatan kendaraan yang rutin meliputi pergantian oli secara berkala, pemeriksaan sistem pengapian, dan pemeriksaan sistem injeksi bahan bakar.

  2. Pemilihan bahan bakar yang tepat

    Memilih bahan bakar yang tepat sesuai dengan spesifikasi kendaraan dapat membantu mengurangi emisi kendaraan.

    Pastikan bahan bakar yang digunakan memiliki oktan yang sesuai dan bersih dari kotoran.

  3. Mengemudi dengan cara yang tepat

    Cara mengemudi yang baik dapat membantu mengurangi emisi kendaraan.

    Hindari melakukan akselerasi yang tiba-tiba dan mengemudi dengan kecepatan stabil dapat membantu mengurangi emisi.

  4. Membersihkan komponen sistem kontrol emisi

    Komponen-komponen sistem kontrol emisi seperti sensor dan katalitik converter perlu dijaga kebersihannya untuk memastikan kinerjanya optimal dan dapat mengurangi emisi kendaraan.

  5. Uji emisi berkala

    Melakukan uji emisi secara berkala dapat membantu memastikan bahwa kendaraan memenuhi standar emisi yang ditetapkan.

    Dengan melakukan uji emisi secara berkala, pemilik kendaraan dapat mengidentifikasi dini apabila terdapat masalah pada sistem kontrol emisi kendaraan dan dapat segera melakukan perbaikan.

Dengan melakukan hal-hal tersebut di atas, kemungkinan besar kendaraan akan dapat lolos uji emisi dan memenuhi standar emisi yang ditetapkan.

Namun, apabila kendaraan masih tidak lolos uji emisi, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh bengkel spesialis emisi untuk mendapatkan solusi yang tepat.