Melimpah Manfaat Tanaman Pisang, Buah juga Akar Untuk Kesehatan

Buah pisang secara tradisional dipakai dalam pengobatan disentri, lesi intestinal pada hipertensi, kolitis ulseratif, sariawan, uremia (penumpukan urea didalam aliran darah), nefritis, gout, penyakit jantung. Pisang mentah bisa digunakan untuk menanggulangi diare serta diabetes.

Buah pisang varietas M. spaientum juga dibutuhkan sebagai terapi buat haid yg berlebihan, dikombinasi dengan Canna indica L. var. speciosa. Daun pisang dipakai untuk mengobati penyakit kulit (eksim), semacam selimut untuk luka lepuh serta luka bakar. Bunga pisang dimanfaatkan sebagai terapi pada kasus disentri serta perdarahan hebat saat haid.

Jus batang pisang yg pernah berbuah dibutuhkan untuk mengobati diare, disentri, kolera, otalgia (sakit/nyeri telinga), hemoptisis (batuk darah). Bunga dibutuhkan untuk tatalaksana kasus disentri, diabetes, serta gangguan menstruasi (menoragia). Akar pohon pisang dibutuhkan sebagai obat anticacing (anthelmintic), gangguan darah, penyakit menular seksual (venereal diseases).

Pohon pisang juga dibutuhkan untuk mengendalikan peradangan (inflamasi), nyeri, serta gigitan ular berbisa. Akar Pisang Raja mengandung aucubin (senyawa glikosida) yang bertindak sebagai antiperadangan, antihistamin, antireumatik, antiseptik, antivirus, sedatif (penenang). keaktifan antidiare pisang pada tikus coba sudah lama dipahami sejak 1930-an. Efek ini disebabkan kandungan pektin yg kedapatan pada pisang.

Diet pisang dilaporkan efisien serta bermanfaat pada disentri basiler pada studi proktoskopis pada 127 pasien berusia 9 bulan hingga 48 tahun. Diet pisang hijau juga amat ampuh sebagai antidiare pada anak dengan diare. acara protektif mukosa lambung dari pisang sebab komponen aktif multipel.

Flavonoid alami daging buah pisang mentah (M. sapientum var paradisiaca), leukosianidin, melindungi mukosa lambung dari erosi (luka, lecet). Leukosianidin serta analog sintetisnya berupa leukosianidin terhidroksietilasi serta leukosianidin tetraalil didapati melindungi mukosa lambung dengan metode menambah ketebalan mukosa lambung.

Aktivitas antibakteri dimiliki pisang melalui serangkaian riset. Ekstrak cair dari daun serta kulit buah mentah Musa paradisiaca var. sapientum dilaporkan menampakkan acara antimikroba melawan spesies Pseudomonas serta Staphylococcus didalam asai dehidrogenase.

Ekstrak cair serta etanol dari pisang mentah spesies Musa sapientum mampu melawan beragam bakteri, misalnya Klebsiella pneumoniae, Shigella flexnerii, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella paratyphi, E. coli, B. subtilis, serta S. aureus.

Ekstrak cair dari sup pisang kental dilaporkan mendapati kegiatan bakteriostatik tentang bakteri Clostridium sporogenes, B. coagulans, B. cereus, serta B. stearothermophilus.

Pisang berpotensi sebagai antioksidan. Stres oksidatif plasma secara materiil berkurang setelah manusia sehat mengonsumsi pisang, khususnya jenis Musa paradisiaca. Hal ini disebabkan keberadaan dopamin, asam askorbat, serta persenyawaan antioksidan lain, kaya rutinoside sianidin di pisang.

Komponen glikosida serta monosakarida juga berperan didalam aktivitas antioksidan. kegiatan antiulser juga dipunyai pisang. Maksudnya, pisang sudah digunakan sebagai terapi untuk penyakit tukak lambung (peptic ulcer) dalam kedokteran herbal.

Pelbagai obat yang dipakai dalam tatalaksana inflamasi mempunyai beberapa efek samping. Misalnya diare, gangguan lambung (iritasi serta luka), ruam kulit kemerahan, gangguan peran hati serta ginjal.

Oleh sebab itu, para ahli meninjau kandungan ekstrak daun pisang spesies Musa paradisiaca. Hasilnya, berdasarkan skrining fitokimiawi pada tikus Wistar, ditemukan kegiatan antiperadangan. Khasiat itu terkait dengan kandungan flavonoid, fitosterol, serta tannin di ekstrak daun pisang.

Analisis ekstrak buah pisang matang serta mentah dari varian Musa paradisiaca mengindikasikan kandungan karbohidrat, protein, lemak, serat, abu, besi, fosfor, kalsium, kalium, mangan, natrium, nitrogen, seng, serta tembaga. Kandungan multivitamin (vitamin A, B kompleks, C, E) dan multielemen, semacam kalsium, magnesium, seng, selenium pada Musa paradisiaca terbukti meluak reaksi peradangan.

Kandungan pektin serta fosfatidilkolin pada pisang hijau memperkuat lapisan mukosafosfolipid yang melindungi mukosa lambung. Kandungan fitokimiawi, semacam flavonoid, saponin, terpenoid dipahami bertanggung-jawab berkenaan efek diuretik (pemercepat terbentuknya urin).

Daging buah Pisang Raja mentah mengandung sebagian flavonoid serta persenyawaan terkait. Misalnya kuersetin, leukosianidin, 3-O-galaktoside, 3-O-glukoside, serta 3-O-ramnosil glukoside. Itulah kemaslahatan kesehatan tanaman pisang.