Manfaat Lidah Buaya Untuk Ginjal

Khasiat lidah buaya sudah dipahami sejak ribuan tahun lalu. Secara historis, tanaman yang dipahami juga dengan sebutan aloe vera ini dianggap bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit beserta efektif sebagai obat pencahar. Seiring perkembangan zaman, lidah buaya makin dipercaya sebagai obat tradisional yang sanggup membereskan sebagian kondisi.

Memanfaatkan Gel serta Lateks Lidah Buaya

Bagian-bagian lidah buaya yang sanggup dibutuhkan yaitu gel beserta lateks. Gel diperoleh dari sel-sel yg berada di bagian tengah kulit lidah buaya, beberapa saat lateks diperoleh dari sel-sel yg benar berada di bawah lapisan kulit lidah buaya.

Sebagai obat, gel lidah buaya yg berwarna bening semacam jeli ini sering dimanfaatkan sebagai kandungan baku pada salep, losion, krim, serta sebagainya. Lateks sendiri dapat diolah untuk membikin zat-zat kering, semacam suplemen.

Selain diproduksi jadi obat-obatan, lidah buaya juga kerap dipakai masyarakat didalam bentuk alami. Para wanita umum membentuk lidah buaya sebagai teman baik didalam merawat kesehatan rambut serta kulit. Mereka percaya, lidah buaya dapat membangun rambut lebih indah beserta kulit jadi lebih halus.

Tidak Semua Orang dapat Mengonsumsi Lidah Buaya

Produk lidah buaya sebaiknya jangan asal dikonsumsi. Bacalah informasi pada kemasan untuk memeriksa apakah layak untuk suasana Anda. tersedia sebagian orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi lidah buaya karena faktor keamanan.

Anak-anak di bawah 12 tahun
Anak usia tersebut mungkin dapat mendapati sakit perut, kram, ataupun diare usai mengonsumsi produk lidah buaya. Sebaiknya hindari pemakaian pada anak-anak usia tersebut, kecuali di bawah pengawasan serta anjuran dokter.

Ibu hamil serta menyusui
Ada laporan yg mengaitkan lidah buaya dengan keguguran beserta efek menyulut bayi berkondisi cacat. Demi keselamatan, lebih baik untuk meninggalkan hal ini.

Menjelang operasi
Lidah buaya bisa memengaruhi kadar gula darah serta bisa mengganggu kadar gula darah selama beserta setelah operasi. menjadi hentikan mengonsumsi lidah buaya, setidaknya dua minggu sebelum operasi.

Penderita wasir
Anda dapat memperburuk situasi diri sendiri andaikan mengonsumsi lidah buaya, khususnya lateks, saat menderita wasir.

Penyakit ginjal
Mengonsumsi lateks lidah buaya berlebihan juga disangkut pautkan dengan gagal ginjal. Oleh karena itu, untuk meluputkan penyakit ginjal Anda bertambah parah, hindari mengonsumsi zat tersebut.

Mempunyai permasalahan usus
Lateks lidah buaya berpotensi mengiritasi usus.

Penting untuk bersikap hati-hati sebelum mengaplikasikan ataupun mengonsumsi bahan-bahan alami, termasuk lidah buaya. Utamakan untuk selalu memakai produk yang sudah terdaftar di BPOM RI. Cari tahu informasi sebanyak-banyaknya ataupun konsultasi ke dokter sebelumnya.

Khasiat Lidah Buaya yang sudah Diteliti Secara Ilmiah

Masyarakat memakai lidah buaya untuk memecahkan berbagai kondisi. tapi secara ilmiah, khasiat lidah buaya yang baru dipahami kemungkinan bisa mengobati empat kualifikasi di bawah ini :

Pembersih make up alami
Buat Anda yg mempunyai kulit sensitif, lidah buaya bisa dijadikan silihan untuk pembersih make up. Hal ini dikarenakan lidah buaya terbilang ramah beserta lembut di kulit.

Gatal serta ruam pada mulut serta kulit
Menurut penelitian, memakai obat kumur yang mengandung lidah buaya selama tiga kali sehari selama 3 bulan, dapat membantu menyurutkan rasa gatal serta ruam pada mulut. Hal yang sama berlaku andaikan mengaplikasikan gel mengandung lidah buaya sebanyak dua kali sehari selama 2 bulan pada kulit.

Cold sore maupun luka pada bibir akibat virus herpes
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa mengoleskan krim dengan ekstrak lidah buaya 0,5 persen selama tiga kali sehari, dapat mempercepat proses penyembuhan luka akibat virus herpes simpleks. Hal ini dikarenakan, lidah buaya mendapati sifat antivirus yang sanggup menunjang melawan virus herpes.

Psoriasis
pendayagunaan krim dengan kandungan lidah buaya sekitar 0,5 persen selama 1-2 bulan dapat meredakan psoriasis. Tapi, hasil tersebut tidak terlihat jikalau hanya menggunakan gel lidah buaya.

Menangani kulit terbakar sinar matahari
Losion ataupun pelembap yang mengandung lidah buaya mampu meredakan kulit yang terbakar sinar matahari, dan mengembalikan kelembapan kulit yang hilang akibat paparan ultraviolet berlebih, sehingga kulit terasa lebih nyaman.

Konstipasi
Lateks lidah buaya mengandung bahan kimia yg efektif sebagai obat pencahar. akan tetapi, pendayagunaannya juga dapat menyebabkan efek samping diare.

Selain itu, tersedia beberapa khasiat lain lidah buaya lainnya, tapi masih harus diteliti lebih lanjut efektivitasnya:
  • Plak gigi
  • Ketombe
  • Kulit kering
  • Obat nyamuk
  • Penyembuhan luka kaya luka bakar
  • Radang gusi
  • Ruam popok
  • Luka akibat berbaring terlalu lama di lingkungan tidur
  • Radang dingin
  • Peradangan di mulut.

Apa Itu Lidah Buaya

Lidah buaya (Aloe vera) yakni spesies tumbuhan dengan daun berdaging tebal dari genus Aloe. Tumbuhan ini bersifat menahun, berasal dari Jazirah Arab, beserta tanaman liarnya sudah menyebar ke kawasan beriklim tropis, semi-tropis, serta kering di berbagai belahan dunia. Tanaman lidah buaya banyak dibudidayakan untuk pertanian, pengobatan, serta tanaman hias, beserta bisa juga ditanam dalam pot.

Lidah buaya banyak ditemui didalam produk semacam minuman, olesan untuk kulit, kosmetika, maupun obat luar untuk luka bakar. Walaupun banyak dimanfaatkan secara tradisional atau komersial, uji klinis mengenai tanaman ini belum membuktikan keefektifan maupun keamanan ekstrak lidah buaya untuk pengobatan atau kecantikan.

Ciri-Ciri Aloe Vera

Aloe vera yakni tumbuhan tanpa batang maupun berbatang pendek, dengan tinggi hingga 60–100 cm serta bisa berkembang biak dengan tunas. Dedaunannya berdaging tebal, berwarna hijau ataupun hijau keabuan, beserta sejumlah varietas mendapati bintik putih pada permukaan batangnya. Pinggir daunnya berbentuk serrata (seperti gergaji) dengan gerigi putih kecil. Bunga-bunganya tumbuh pada musim panas di sebentuk tangkai setinggi hingga 90 cm. Setiap bunga tersebut berposisi menggantung, serta mahkotanya berbentuk tabung sepanjang 2–3 cm. semacam spesies-spesies Aloe lainnya, Aloe vera membangun simbiosis mikoriza arbuskula bersama jamur, sehingga meluaskan ketersediaan mineral dari tanah. Daun Aloe vera mengandung senyawa-senyawa fitokimia yang sedang diteliti bioaktivitasnya, semacam senyawa manan terasetilasi, polimanan, antrakuinon C-glikosida, serta senyawa antrakuinon lain semacam emodin serta senyawa-senyawa lektin.

Penggolongan serta Penamaan

Selain Aloe vera, lidah buaya mendapati banyak sebutan ilmiah sinonim: A. barbadensis Mill., Aloe indica Royle, Aloe perfoliata L. var. vera and A. vulgaris Lam. sebutan kedua (epitet spesifik) vera berasal dari bahasa Latin yang berarti "sungguhan" maupun "asli". sejumlah literatur menyebut Aloe vera dengan bintik-bintik putih sebagai Aloe vera var. chinensis; ada juga pendapat bahwa Aloe vera berbintik tersebut masih satu spesies dengan A. massawana. Deskripsi spesies lidah buaya pertama kali dibuat oleh Carolus Linnaeus pada 1753 dengan sebutan Aloe perfoliata var. vera. Deksripsi lidah buaya kemudian dibuat lagi oleh Nicolaas Laurens Burman dengan kata Aloe vera didalam Flora Indica pada 6 April 1768, beserta sekali lagi oleh Philip Miller dengan kata Aloe barbadensis di dalam Gardener's Dictionary sepuluh hari kemudian.

Penelitian dengan teknik-teknik perbandingan DNA mengunjukkan bahwa Aloe vera berkerabat relatif dekat dengan Aloe perryi, suatu spesies endemik dari Yaman.. Perbandingan DNA lain dengan teknik perbandingan urutan DNA kloroplas serta pemrofilan mikrosatelit memperlihatkan kekerabatan dekat dengan Aloe forbesii, Aloe inermis, Aloe scobinifolia, Aloe sinkatana, and Aloe striata. Kecuali A. striata yg berasal dari Afrika Selatan, spesies-spesies Aloe tersebut berasal dari Kepulauan Suquthra/Sokotra di Yaman, Somalia, dan Sudan. Akibat tidak jelasnya asal populasi alamiah dari lidah buaya, sebagian penulis berpendapat bahwa Aloe vera kemungkinan berasal dari hasil persilangan.

Persebaran

Lidah buaya dianggap sebagai spesies asli Jazirah Arab bagian barat daya. tetapi, manusia sudah menanamnya di berbagai belahan dunia, sehingga mendapati naturalisasi di berbagai daerah semacam Afrika Utara, Sudan serta negara-negara sekitarnya, Spanyol Selatan, Kepulauan Kanarias, Tanjung Verde, Kepulauan Madeira. Spesies ini juga mulai dibudidayakan di Tiongkok serta Eropa bagian selatan sejak abad ke-17. Kini, tanaman ini banyak dibudidayakan di kawasan tropis beserta subtropis, dan kawasan-kawasan kering di Benua Amerika, Asia, serta Australia.

Budidaya

Budidaya lidah buaya didalam skala besar berlangsung di Australia, Bangladesh, Kuba, Republik Dominika, Tiongkok, Meksiko, India, Jamaika, Spanyol, Kenya, Tanzania, Afrika Selatan, beserta Amerika Serikat. Hasil pertanian lidah buaya banyak dijadikan bahan baku kosmetika. Spesies ini juga banyak ditanam sebagai tanaman hias sebab kekhasan bentuknya, bunganya, beserta daunnya yang berdaging tebal. Selain itu, lidah buaya juga ditanam di kebun karena secara reputasinya sebagai tumbuhan obat. karena daunnya yang tebal sehingga memudahkan mengarsip air, tanaman ini setimbang untuk kebun-kebun di lokasi bercurah hujan rendah. Tanaman ini mampu hidup di zona 8 hingga 11 di dalam sistem penomoran Kementerian Pertanian AS, tetapi tidak tahan jalad (embun beku) maupun salju. Spesies ini mendapati ketahanan relatif tinggi tentang kebanyakan hama serangga, tapi rentan terganggu oleh lingkungan Tetranychidae ("kutu laba-laba"), Pseudococcidae ("koya"), Coccoidea ("serangga sisik"), beserta Aphidoidea ("kutu daun").

Jika ditanam didalam pot, lidah buaya menginginkan tanah yang cukup kering serta berpasir beserta cahaya matahari yang cukup. Tanaman Aloe bisa "terluka bakar" apabila terkena matahari yang terlalu kuat beserta bisa mengerut bila tanahnya terlalu lembap. Pot tanah liat (terakota) yg berpori bisa membantu mengawasi tanah selalu kering. Penyiraman tanaman ini cuma diusulkan setelah tanah telah benar-benar kering. didalam pot, tunas-tunas kecil bisa tumbuh di sekitar tanaman asli, serta bisa dipindahkan ke pot lain agar tanaman induknya mempunyai ruang cukup untuk tumbuh beserta untuk meluputkan serangan hama. Pada negara dengan musim dingin, lidah buaya bisa berhenti tumbuh beberapa saat saat suhu terlalu dingin, sehingga diperlukan tambahan kelembapan. di tempat yang mendapati jalad maupun salju, tanaman ini bisa disimpan di dalam ruangan ataupun di tempat tinggal kaca yg dihangatkan.

pendayagunaan


Produk kesehatan komersial
Dua zat yg dilakoni dari lidah buaya dibutuhkan dalam produk kesehatan komersial, yakni gelnya yang tidak berwarna atau lateksnya yang berwarna kuning. Gel lidah buaya dibutuhkan untuk obat oles untuk berbagai gejala kulit, semacam luka bakar, luka, radang, radang dingin, psioriasis, Herpes labialis, maupun kulit terlalu kering. Lateks lidah buaya dijadikan produk (baik bahan itu sendiri atau digabungkan dengan bahan lain) untuk obat yg ditelan untuk menyembuhkan sembelit.

Penelitian Manfaat
Menurut Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH), tidak ada bukti ilmiah yg cukup bahwa lidah buaya benar-benar efektif di dalam penerapannya oleh lingkaran biasa, termasuk sebagai obat luar untuk penyembuhan luka. beberapa saat itu, situs kesehatan Drugs.com menyebut bahwa kedapatan bukti yang saling bertentangan (mendukung ataupun menolak) mengenai pendayagunaan lidah buaya untuk menyembuhkan luka serta luka bakar. Situs itu juga mengungkapkan adanya sedikit bukti bahwa pendayagunaan topikal produk-produk lidah buaya bisa membantu penyembuhan gejala psioriasis ataupun radang tertentu pada kulit.

Suplemen Makanan
Gel lidah buaya banyak ditambahkan didalam produk-produk komersial kaya yogurt, minuman, beserta makanan-makanan manis. Jus lidah buaya sering dipromosikan manfaatnya untuk sistem pencernaan, tapi penelitian ilmiah tak menjumpai bukti klaim ini serta badan-badan pengawas makanan beserta obat-obatan juga belum tersedia yg menyetujui klaim tersebut.

Pengobatan Tradisional
Lidah buaya dibutuhkan dalam berbagai ilmu pengobatan tradisional untuk mengobati kulit. Catatan sejarah terawal penerapan lidah buaya diperoleh di Papirus Ebers dari Mesir abad ke-16 SM.:18 Pada abad ke-1 M, penerapannya dicatat didalam De Materia Medica karya tabib Yunani Pedanius Dioskorides, serta Naturalis Historia karya penulis Romawi Plinius Tua.:20 Di Bizantium abad ke-6 M, pemakaian tanaman ini dicatat di dalam Juliana Anicia Codex.:9 di dalam pengobatan Ayurweda tumbuhan ini disebut kathalai (sama dengan tumbuhan agave). :196 (lidah buaya), 117 (agave).

Produk Lain
Lidah buaya dipakai dalam produk tisu wajah beserta dipromosikan sebagai pelembap beserta anti-radang untuk hidung. Perusahaan-perusahaan kosmetik menambahkan getah lidah buaya ataupun bahan-bahan turunan lainnya didalam produk-produk kaya makeup, tisu, pelembap, sabun, tabir surya, krim cukur, beserta sampo. semacam tinjauan akademis mengindikasikan bahwa bahan-bahan lidah buaya ditambahkan sebab efeknya sebagai pelembap serta pelunak.

Sifat Racun

Senyawa aloin yang dihasilkan beberapa spesies Aloe adalah bahan biasa di dalam pencahar yg dijual bebas di Amerika Serikat hingga tahun 2002. Pada tahun tersebut, Badan Pengawas Obat beserta Makanan AS melarang bahan tersebut karena perusahaan-perusahaan produsennya tidak menawarkan data keselamatan yg cukup. Lidah buaya berpotensi mempunyai sifat racun, serta pada dosis tertentu akan membentuk sifat racun terlebihnya ketika ditelan. Sifat racun ini bisa dikurangi saat senyawa aloin dipisahkan saat dokumentasi, yang terjadi ketika warna lidah buaya dihilangkan. ada bukti kuat bahwa konsumsi ekstrak lidah buaya berlebihan menambah kegiatan karsinogen (pembentukan tumor) pada tikus percobaan, tetapi efek ini tidak tumbuh pada ekstrak yang warnanya dihilangkan. Lidah buaya yang dikonsumsi dengan teknik ditelan juga bisa mengecilkan kadar gula darah, menerbitkan kram perut, diare, beserta hepatitis akut, akan tetapi bukti efek-efek ini masih belum pasti. Konsumsi lidah buaya secara kronik ataupun terus-menerus (1 gram per hari) bisa membangkitkan efek samping berupa hematuria, penurunan berat badan, dan kelainan jantung maupun ginjal. Menurut NIH, pendayagunaan ekstrak lidah buaya dengan teknik dioles kemungkinan besar aman. Mengikuti pedoman dari Proposisi 65 Kalifornia 1986, Dinas Penilaian Bahaya Kesehatan kelompok (OEHHA) negara bagian tersebut memasukkan lidah buaya sebagai "bahan kimia yg dipahami negara bagian ini menyulut kanker serta racun untuk peranan reproduksi".

Produk lidah buaya yg ditelan bisa memicu efek samping akibat interaksi dengan obat-obat resep, semacam obat darah beku, diabetes, penyakit jantung, bahan-bahan penurun kadar kalium (seperti Digoxin), serta diuretik.