Mengenal Sistem Power Steering Hidraulis dan Elektrik pada Mobil

Power steering memilki peranan yang sebenarnya vital pada mobil. Dengan adanya fitur ini, mengusung mobil dijamin lebih nyaman dibanding versi steer konvensional yang dimanfaatkan pada mobil-mobil lawas.

Power steering sendiri berperan untuk menopang pengemudi didalam membelokan roda melalui kemudi setir. Dengan adanya power steering, setir bisa lebih enteng diputar sebab adanya bantuan pelumas ataupun motor penggerak, jadieggak kudu mengeluarkan tanaga ekstra tuh untuk membelokan mobil.

Sistem power steering hidraulis memakai tekanan fluida yang dipompa dengan bantuan putaran engine lewat puli. Fluida tersebut yang menyokong untuk membantu putaran setir melalui katup-katup yang terbuka menyelaraskan input dari pengemudi.

Meski saat ini kendaraan beroda empat modern semakin berlimpah memakai EPS (Electronic Power Steering), sistem hidraulis pasti bukan tanpa kelebihan. keunggulan yang prinsipil menyoal perbaikan pada sistem power steering bila tersedia kerusakan.

Kalau power steering hidraulis tersedia kerusakan, dapat diperbaiki maupun diganti bagian yang aus saja. bahwa EPS rusak kudu ganti satu mekanisme, tak bisa diecer belinya. sebab hal itu, budget yang wajib dikeluarkan pemilik mobil dengan power steering hidraulis juga menjadi lebih kecil.

Biasanya persoalan yang ditemukkan di power steering hidraulis berkutat di sil, serta biayanya untuk satu set di kisaran Rp 2 juta. Sedangkan untuk EPS satu assy itu dapat sampai lebih dari Rp 15 juta.

Sedangkan untuk kekurangan sistem power steering hidraulis ialah mekanismenya yang kurang praktis serta efisien. Contohnya didalam hal perawatan, harus ganti oli power steering setiap interval 40.000 km.

Power Steering dipatenkan pertama kali pada 1900 oleh Robert Twyford. Di era modern ini, power steering telah melimpah dipasang pada mobil-mobil umum.

Fitur ini sudah dipandang sebagai kelengkapan standar suatu mobil. Berdasarkan jenis serta mekanisme kerjanya, power steering terbagi didalam jenis hidrolik serta elektrik.

Keduanya pun tersusun atas elemen yang berbeda serta mendapati ekses dan kekurangan masing-masing. Bagaimana perbedaan power steering hidrolik serta elektrik?

Power Steering Hidrolik


Sesuai dengan namanya, power steering ini menerapkan sistem kerja hidrolis. Sistem kerja hidrolis berarti memakai fluida ataupun cairan, yaitu oli, sebagai media penggerak. engine bakal menggerakkan pompa untuk menyalurkan oli mendatangi sistem power steering.

Seiring perkembangan zaman, power steering hidrolik mendapati inovasi, merupakan pemasangan speed sensitive steering.

Dengan inovasi ini, kelenturan setir bisa disesuaikan dengan kecepatan mobil. Semakin cepat laju mobil, setir akan semakin berat untuk diputar, begitu pula sebaliknya, ketika laju mobil melambat, setir akan semakin gampang untuk diputar. Hal ini dapat membela kendaraan beroda empat tentu stabil saat sedang melaju.

Jenis power steering hidrolik adalah jenis yang paling melimpah dimanfaatkan dalam dunia otomotif, mulai dari truk besar sampai kendaraan roda empat biasa.

Power Steering Elektrik

Berbeda dengan sistem hidrolik yang memakai fluida berupa oli, power steering elektrik memakai motor elektrik maupun komputer untuk memudahkan perputaran setir. Selain itu, sensitivitas setir bisa disesuaikan langsung dengan kecepatan laju mobil. Hal inilah yang mengartikan kepraktisan serta kecanggihan power steering elektrik.

Kelebihan serta Kekurangan


Sistem hidrolis mendapati keunggulan pada kekuatannya. beberapa saat itu, power steering hidrolis benar-benar gampang dirawat serta dijual dengan harga yang mengarah murah.

tapi, power steering hidrolis memegang potensi untuk membebani machine sehingga bahan bakar dapat terkuras lebih boros. Ditambah lagi, selang oli pada sistem hidrolis dapat bocor serta mengadakan kerusakan.

Di sisi lain, sistem elektrik yang gak menggunakan pompa serta selang, menerapkan kinerja yang lebih ampuh daripada sistem hidrolis. Sistem elektrik tidak menguras bahan bakar secara berlebihan serta gampang juga untuk dirawat.

Sayangnya, komponen-komponennya rentan berkenaan air. Selain itu, power steering elektrik rata-rata cuma tahan sampai usia lima tahun ataupun 100,000 KM.

Selain power steering hidrolik serta elektrik, tersedia pula jenis yang menerapkan kombinasi keduanya. Perpaduan hidrolik serta elektrik melahirkan jenis power steering elektro-hidrolik ataupun sering juga disebut semi-elektrik.

Jenis ini menerapkan dua sistem kerja secara bersamaan. Pompa power steering gak langsung terhubung dengan mesin, melainkan disokong oleh pompa elektrik.