Berapa Lama Penyembuhan Dermatitis Perioral?

Apa itu dermatitis perioral? Dermatitis perioral yaitu jenis dermatitis yg mendatangkan tumbuhnya ruam kemerahan berupa bintil-bintil kecil (papula) di sekitar mulut. Penyakit kulit enggak menular ini bersifat ringan, akan tetapi bisa disertai dengan rasa gatal serta sensasi perih semacam terbakar. Nama perioral itu sendiri merujuk pada “erupsi”, ataupun keadaan sulit kulit pada wajah bagian bawah yang muncul secara cepat serta mendadak. Penyebab dermatitis perioral masih belum dikenal pasti. tetapi, beraneka ragam faktor paparan eksternal (dari kasta sekitar) dipercaya bisa jadi pemicu kemunculan gejala penyakit ini.

Seberapa umumkah penyakit kulit ini?

Dermatitis perioral yakni penyakit kulit yang sejumlah besar ditemui pada wanita berusia 20-50 tahun. Penyakit kulit ini jarang dialami oleh laki-laki, akan tetapi mungkin menyerang anak-anak. Berdasarkan kebanyakan kasus, gejala penyakit ini sering didapatkan pada orang-orang yang memakai obat dermatitis maupun salep kortikosteroid.

Tanda-tanda serta gejala

Apa saja tanda-tanda serta gejala dermatitis perioral? Secara keseluruhan, dermatitis ini mengundang bagian kulit di sekitar mulut tampak memerah. Kemunculan gejala dermatitis perioral juga ditandai dengan terdapatnya ruam kemerahan serta bintil-bintil kecil di sekitar mulut.

Biasanya ruam kemerahan yg muncul tidak terlalu mencolok. Bintil dapat serupa dengan warna kulit ataupun berwarna kemerahan menyerupai jerawat, tetapi dengan tekstur yg lebih lunak. Kemunculan ruam berbintil dapat bertahan di dalam waktu lama.

Ruam kemerahan berbintil dapat terasa gatal maupun tak sama sekali, tetapi lazimnya akan terasa perih. Pada sejumlah situasi, dermatitis perioral bisa mengakibatkan kulit bagian mulut terasa kering, mengeras, serta terkelupas. Selain itu, sesekali sensasi terbakar juga sanggup memunculkan.

Selain di sekitar mulut, gejala dermatitis ini juga mampu menerangkan pada wilayah sekitar mata, pipi, hidung, serta alat kelamin. Pada alat kelamin, gejala yang muncul serupa kayak pada mulut, tetapi bagian kulit yg terdampak yakni kulit dekat anus, labia pada wanita, serta skrotum (buah zakar) pada pria.

Kapan saya kudu ke dokter?

Gejala dapat berlangsung didalam waktu yang lama. Akan tetapi, kamu wajib segera menemui dokter ahli kulit begitu menyadari kemunculam gejala penyakit kulit ini. bahkan apabila gejala yang muncul tak kunjung hilang.

Jika dibiarkan tanpa pengobatan, gejala bisa bertambah parah sehingga kulit akan lebih rentan mendapati iritasi maupun infeksi. Kondisi ini bakal membawa dampak kulit semakin sulit untuk pulih serta kembali normal. Pengobatan medis digunakan untuk mengendalikan gejala dengan cepat serta menghindari perkembangan penyakit.

Penyebab

Apa yg menjadikan dermatitis perioral terjadi? Penyebab tumbuhnya ruam kemerahan di sekitar mulut masih belum dikenal pasti. tetapi, kedapatan beberapa faktor yg dipahami memengaruhi kemunculan gejala dermatitis perioral. Faktor-faktor itu berhubungan dengan pra syarat genetik, kerja hormon, serta lingkungan.

Pada sejumlah besar kasus, ditemui terdapatnya hubungan antara dampak kurang baik pendayagunaan obat kortikosteroid topikal dengan penyakit kulit ini. Pendayagunaan salep kortikosteroid di dalam waktu lama dapat mengakibatkan terjadinya erupsi pada kulit. Ruam-ruam kemerahan dengan bintil-bintil meruapakan respons dari kulit berkenaan kuatnya kandungan steroid pada obat.

Diperkiarakan kalau obat kortikosteroid topikal memengaruhi mikroflora yang diperoleh pada rambul folikel kulit yg melantarkan erupsi terjadi. Selain pengaruh negatif dari obat kortikosteroid topikal, satu di antara laporan yang dirilis oleh NCBI menyuarakan gejala dermatitis perioral bisa dipengaruhi pula oleh penerapan obat kortikosteroid semprot serta hisap.

Kendati demikian, mekanisme kemunculan gejala akibat pendayagunaan obat ini juga belum dipahami secara pasti. Beberapa kemungkinan lainnya yang berhubungan dengan penyebab dermatitis perioral  yg masih diteliti secara lebih jauh yakni:
  • Infeksi dari bakteri, jamur Candida albicans, serta tungau jenis Demodex
  • Paparan pasta gigi yg mengadung flourin
  • Paparan produk makeup semacam komposit foundation serta pelembab dan tabir surya
  • Pengaruh dari kerja sistem hormon akibat pil kontrasepsi

Faktor-faktor akibat

Apa yang meluaskan akibat saya untuk terkena penyakit ini? Perempuan yakni kasta orang yang lebih beefek untuk mendapati dermatitis jenis ini, secara khususnya di rentan umur 20-50 tahun. Selain itu sebagian keadaan lainnya yg mengharuskan seseorang untuk terjangkit dermatitis perioral yakni ketika:
  • Menghadapi ketidakseimbangan hormon.
  • Mempunyai ataupun sedang menghadapi alergi.
  • Memakai obat kortikosteroid topikal secara rutin.
  • Memakai produk perawatan kulit yg mengandung pewangi.
  • Memakai makeup.
  • Mengonsumsi pil KB ataupun memakai kontrasepsi jenis lainnya.

Diagnosis

Bagaimana dokter mendiagnosis dermatitis ini? Untuk mendiagnosis dermatitis perioral, dokter terlebih dahulu akan menggarap identifikasi gejala serta meninjau distribusi ruam pada kulit Anda.

Dokter juga akan menyelidik tahu berapa lama gejala telah berlangsung serta pada kualifikasi kulit kayak apa gejala mulai muncul. Dokter bisa menganjurkan tes kulit maupun pengujian tambahan lain untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Gejala dermatitis perioral sering disalahkira sebagai satu di antara jenis rosacea, merupakan acne vulgaris.

Obat serta pengobatan

Bagaimana teknik mengobati penyakit kulit ini? Untuk mengobati dermatitis perioral, penderita harus menghindari setiap faktor yg menjadi pemicu kemunculan gejala.

Seandainya dipahami pemakaian salep kortikosteroid berpengaruh tentang kemunculan ruam kemerahan, maka penggunaaannya kudu secepatnya dihentikan.

Gejala dermatitis perioral juga dapat diatasi dengan pendayagunaan obat-obatan serta melangsungkan perawatan kulit secara rutin. akan tetapi umumnya, pengobatan semacam ini menginginkan waktu yang lama untuk membebaskan gejala.

1. Pengobatan topikal

Biasanya obat kortikosteroid topikal sememangnya diberitahukan untuk memecahkan rasa gatal serta perih.

Jika penerapan obat ini malah jadi pemicu tumbuhnya gejala, dokter umumnya akan mempersembahkan krim maupun gel yg mengandung  metronidazole, clindamycin, eritromisin, belerang untuk meredakan peradangan. Hasil maksimal dari pengobatan topikal untuk dermatitis perioral umumnya baru akan pegari selama tiga bulan pengobatan dengan obat yang diterapkansecara biasa tiap harinya.

Pengobatan melalui salep kortikosteroid mungkin dilaksanakan seandainya sebelumnya penderita memakai obat dengan potensi yg lebih besar. Untuk menangani gejala dermatitis perioral dengan cepat, salep dengan potensi steroid yang ringan dapat diberikan.

2. Pengobatan antibiotik

Jika pengobatan topikal gak membantu meredakan gejala, maka lazimnya dokter juga akan meresepkan antibiotik oral kayak tetracycline, doxycycline, serta minocycline.

Tujuan pengobatan antibiotik oral untuk dermatitis perioral adalah mempercepat pemulihan. tetapi selama pengobatan antibiotik, penderita juga senantiasa melancarkan pengobatan secara topikal.

Biasanya pengobatan antibiotik akan dihentikan kurang dari 3 bulan dengan keadaan gejala yg sejumlah besar sudah pulih.

Dosis antibiotik yang dinyatakan yaitu 0.2 mg/kg – 0.5 mg/kg selama dua laki sehari harinya maupun 0.1 hingga 0.005 mg/kg per hari.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan  pola hidup  ataupun pengobatan rumahan yang mampu dilantaskan untuk menanggulangi dermatitis perioral? Perawatan yang sanggup kamu buat di rumah untuk mempercepat penyembuhan dermatitis perioral adalah:
  • Tak menggaruk maupun menyentuh terlalu keras bagian kulit yang terdampak.
  • Menyetop pemakaian obat topikal yg mengandung steroid.
  • Mengakhiri penerapan produk perawatan kulit yang mengandung pewangi selama gejala berlangsung.
  • Membersihkan muka dengan cuma menggunakan air selama gejala muncul.
  • Meneguhkan sunscreen ataupun produk tabir surya di dalam bentuk cair maupun gel.
  • Menerapkan pelembab kulit nonmakeup pada kulit yang terdampak secara rutin.