Ciri-ciri Terkena Virus Corona, Ini Tahapan serta Gejala Selain Batuk Demam

Pasien virus corona biasanya mendapati demam, batuk, beserta sesak napas. Ternyata tersedia ciri-ciri terkena virus corona maupun Covid-19 yang jarang dipahami orang.

Ciri-ciri terkena virus corona yang jarang dialami penderita yakni terkait problem pencernaan, kelelahan, hingga kehilangan peranan sebagian indera.

Berikut ini ciri-ciri terkena virus corona beserta tahapan gejalanya selain batuk beserta demam yang dirangkum Suara.com, Selasa (14/4), serta link ke artikel selengkapnya.

1. Diare

Virus corona maupun Covid-19 ialah penyakit yg mempunyai gejala khas kaya batuk, demam, beserta kesulitan bernapas. Akan akan tetapi beberapa dokter mendeteksi satu lagi gejala tambahan lainnya, ialah masalah pencernaan.

Salah satu studi epidemiologi pada 206 pasien di China menjumpai 48 di antaranya tak mempunyai gejala lain selain dilema pencernaan, demikian dikutip dari Men's Health.

Dalam studi tersebut, pasien dengan gejala pencernaan mempunyai keparahan penyakit yang rendah, akan tapi butuh waktu yg lama untuk dapat sembuh dari virus.

Studi lain mengungkapkan bahwa pasien dengan gejala pencernaan mengunjukkan lebih banyak bukti adanya permasalahan di hati beserta penyumbatan darah ketimbang mereka yang tak mendapati gejala tersebut.

Yang sama-sama dimiliki kedua studi tersebut ialah sekitar sepertiga pasien tersebut lazimnya mendapati diare. Pola yang sama didapatkan di luar China, adalah di Eropa.

Pusat Pengendalian beserta Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menambahkan mual, muntah, serta diare ke cek mandiri virus corona online mereka. CDC mendefinisikan diare sebagai proses buang air besar (BAB) yg terjadi tiga kali maupun lebih didalam 24 jam ataupun di dalam jumlah yang tidak biasa.

Jika Anda mendapati hal ini khususnya di dalam situasi terkini, mungkin Anda harus mempertimbangkan untuk mengisolasi diri Anda terlebihnya seumpama ada gejala biasa Covid-19 lainnya.

Peter Chin-Hong, MD, profesor kedokteran serta spesialis penyuakit menular di University of California mengungkapkan apabila tersedia darah keluar saat BAB, maka dapat menjadi tanda tersedia sesuatu yang serius terbentuk di dalam tubuh Anda beserta mesti segera diperiksakan ke dokter.

"Kami belum tahu apa yang mampu memperbaiki jalannya penyakit tersebut. Terlebih lagi, kadang, gejala pencernaan dapat menjadi disebabkan rasa cemas karena Covid-19 yg memicu Anda diare," jelas Tim Lahey, MD, dokter penyakit menular di University of Vermont Medical Center.

Dr. Chin-Hong berkata andaikata Anda menghadapi diare, sebaiknya Anda menjauhi makanan pedas beserta meminum banyak air.

Salah satu yg dikhawatirkan dari diare yaitu ketika Anda juga mendapati demam, Anda dapat kehilangan banyak elektrolit. Anda dapat mengonsumsi minuman penukar elektrolit.

Laporan dari China menjabarkan diare akan terbentuk selama 1-14 hari, dengan rata-rata 5,4 hari. Frekuensi rata-rata diare yakni 4,3 hari.

2. Ruam pada kulit

Covid-19 ialah penyakit infeksi virus yg ditandai dengan gejala-gejala kaya batuk, demam, nyeri otot, beserta sesak napas. akan tetapi apakah Anda tahu bahwa ruam pada kulit juga dapat jadi salah satu gejalanya?

Hal ini dijelaskan oleh dr Ruri D. Pamela, SpKK dari RS Dr Suyoto sekaligus founder dari CELV Dermatology Clinic Jakarta. Banyak ahli sepakat bahwa Covid-19 juga mengundang gejala tak lazim pada organ lain semacam mata, saluran pencernaan, serta kulit.

Berdasarkan laporan ilmiah Dr S. Recalcati di Italia, ia mendapatkan sekitar 20,4 persen pasien Covid-19 mendapati gejala ruam pada kulit.

Ada tiga jenis ruam yg paling banyak diderita. Pertama yakni bercak kemerahan mirip campak, kedua berbentuk bruntus kecil berisi air mirip cacar, serta yang ketiga yakni bentol semacam orang biduran.

"Kebetulan sebenarnya literatur untuk gangguan kulit pada pasien Covid-19 kan masih sedikit. karena ini penyakit baru, menjadi dokter itu bikin tulisan ilmiah beserta akhirnya kita tahu kalau Covid-19 juga melantarkan gejala di kulit. Bikin kita menjadi hati-hati juga," kata dr Ruri kepada Suara.com melalui sambungan telepon, Minggu (5/4).

Ruam di kulit ini yaitu gejala tambahan beserta mesti disertai adanya gejala fundamental Covid-19 lainnya. "Yang tentu sih masyarakat jangan sampai berpikir kalau tersedia tanda merah-merah telah niscaya Covid-19," imbuhnya.

Menurut laporan tersebut, ruam di kulit biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring dengan penyembuhan penyakit Covid-19 beserta tak memperlukan pengobatan.

Hanya saja khusus untuk pasien dengan suasana kulit sensitif, ruam di kulit ini dapat menyebabkan rasa gatal yg luar umum beserta harus segera diobati.

"Sebetulnya ruam kulit pada Covid-19 ini tak terlalu gatal, hanya merah aja. tapi tergantung pra syarat kulit masing-masing," jelas dr Ruri.

Ia kembali menekankan bahwa awam tidak boleh langsung memvonis diri terkena Covid-19 jika muncul ruam pada kulit sebab kudu disertai gejala Covid-19 yg khas.

"Jadi ruam kulit ini tidak berdiri sendiri. Kalau misalnya curiga telah mulai ruam, ruam juga demam, sebaiknya ke dokter," tegasnya.

3. Mata merah

Selama ini, diyakini bahwa demam, kelelahan, batuk kering, nyeri badan, sakit tenggorokan, serta diare yaitu gejala lazim yang akan dialami seseorang ketika terinfeksi virus corona Covid-19. Belakangan, dikenal juga bahwa kehilangan penciuman serta penurunan indera perasa juga menjadi salah satu gejala pada Covid-19.

Nah, kini tersedia temuan baru yg mengungkap bahwa sakit mata maupun mata merah juga menjadi gejala biasa infeksi Covid-19. Hal ini diungkap oleh perawat berpengalaman di Washington, kaya diwartakan laman Medical Daily, Sabtu (28/3/2020).

Chelsey Earnest yg merawat pasien Covid-19 di Life Care Center Kirland, Washington, bercerita andaikata sebelumnya ia melihat kasus besar serta 37 orang disuarakan meninggal dunia. Ia serta staf lain memperhatikan bagaimana mata merah menjadi tanda terinfeksi virus corona.

"Itu yaitu sesuatu yang saya saksikan kepada mereka semua. Mereka kaya mendapati mata alergi. Bagian putih mata bukan memerah, tapi terlihat semacam tersedia bayangan merah di bagian luar mata mereka," ungkap Earnest.

Tidak cuma Earnest, dokter dari hunian sakit lain juga mengungkap hal serupa, di mana para pasien Covid-19 mempunyai mata merah. semacam kata Earnest, para pasien ini jarang mempunyai gejala biasa yang disebutkan, akan tetapi mata memerah hampir selalu mereka miliki.

"Kami memiliki pasien yang cuma dengan mata merah sebagai satu-satunya gejala, yg kami lihat, lalu pergi ke hunian sakit, serta meninggal," ungkap Earnest.

American Academy of Ophthalmology (AAO) baru saja mengeluarkan peringatan waspada kepada para dokter di awal pekan ini, "Konjungtivitas folikel ringan yang sanggup dibedakan dari sebab virus lain serta mungkin ditularkan melalui kontak aerosol dengan konjungtiva," ungkap AAO.

AAO juga merekomendasikan dokter mata untuk menggunakan peralatan pelindung yang dapat menghalangi mulut, hidung, beserta mata saat memeriksa pasien dengan gejala konjungtivitis bersamaan dengan sesak napas, demam serta batuk.

Sayangnya, Pusat Pengendalian serta Pencegahan Penyakit (CDC) belum menambahkna konjungtivitis maupun mata kemerahan ke daftar resmi gejala Covid-19.

4. Kehilangan indera penciuman

Kehilangan indera penciuman serta perasa termasuk gejala lain infeksi virus corona Covid-19. Gejala ini pun turut dirasakan oleh seorang pria asal Singapura.

Tuan Hugh Mason, pria 53 tahun asal Singapura ini menyadari mulai kehilangan indera penciumannya pada Senin (23/3). Saat itu ia menyadari tak bisa mencium bau jeruk.

"Istri saya mengupas jeruk. Saat itu saya mulai merasa keanehan karena saya tak bisa mencium baunya," kata pria itu dikutip dari Asia One.

Hugh Mason, asisten profesor di Fakultas Teknik Universitas Nasional Singapura ini mengaku sudah membaca banyak informasi berkenaan infeksi virus corona Covid-19. Lalu, ia menyadari bahwa kehilangan indera penciuman adalah salah satu gejalanya.

Kemudian, Hugh Mason menentukan untuk tes virus corona Covid-19 kepada dokternya. Sebelum hasilnya keluar, Hugh Mason menegaskan untuk mengarantina dirinya sendiri dalam tempat tinggal.

Hari berikutnya, Hugh Mason beroleh telepon dari dokter yang memintanya untuk menjalankan tes kesehatan lebih lanjut.

Lalu, ia didiagnosis positif terinfeksi virus corona Covid-19 beserta menjalani perawatan pada hari Jumat (27/3).

Hugh Mason mengaku mulai masuk angin sekitar awal Maret 2020. Sekitar 2 minggu setelahnya, Hugh Mason mulai menghadapi demam tinggi.

Selain Hugh Mason, istrinya yang berusia 50 tahun juga dilantaskan positif terinfeksi virus corona Covid-19. Lalu istrinya diisolasi di Pusat Penyakit Menular Nasional pada hari berikutnya.

Sementara itu, anaklaki-laki Hugh Mason yang masih berusia 13 tahun diminta mengarantina dirinya sendiri didalam hunian dengan pembantu rumah tangganya.

"Dia baik-baik saja. dia mungkin menghabiskan waktunya dengan bermain video game di rumah sepanjang hari sekarang, sebab tidak tersedia yang menghentikannya," kata Mason.

Mason sendiri mengaku tak tahu dari mana beserta awal mula ia tertular virus corona Covid-19. Padahal ia terakhir pergi ke luar negeri pada akhir Januari 2020.

Mason juga tak berpikir bahwa sudah mengusung virus corona Covid-19 itu dari Inggris, sebab rentang waktunya ia kembali serta terinfeksi virus yang cukup lama.

biarpun ruangan isolasi pasien corona Covid-19 terlihat benar-benar menyeramkan. Mason masih bersyukur bahwa layanan medis di Singapura cukup baik.

5. Kehilangan indera pengecap

Tim Ilmuwan Inggris menyimpulkan sensasi kehilangan indera penciuman beserta rasa dapat menjadi yakni salah satu gejala tambahan saat seseorang terinfeksi virus corona penyebab sakit Covid-19.

Ditulis Asia One, suatu studi menceritakan bahwa sekitar 60 persen pasien yang diekspresikan positif Covid-19 dilaporkan menghadapi dilema kehilangan indera penciuman beserta rasa.

Data tersebut dilalui beserta diklasifikasikan melalui aplikasi pelacak gejala yang dikembangkan oleh ilmuwan Inggris yang dibuat untuk menolong memantau pandemi yang disebabkan oleh Covid-19.

Dari 1,5 juta pengguna aplikasi antara 24 Maret hingga 29 Maret, 26 persen di antaranya melaporkan gejala melalui aplikasi. Dari jumlah itu, sebanyak 1.702 responden yang sudah dites Covid-19, 579 diberikan positif serta 1.123 diusulkan negatif.

Kemudian penelitipun memakai semua data itu untuk mengembangkan tipe matematika untuk mengidentifikasi gejala. Mulai dari kehilangan bau, rasa, demam, batuk terus menerus, kelelahan, diare, sakit perut, hingga kehilangan nafsu makan.

"Ketika dikombinasikan dengan gejala lain, orang yang kehilangan bau beserta rasa nampak tiga kali lebih mungkin terinfeksi Covid-19 menurut data kami, serta karenanya mesti mengisolasi diri selama tujuh hari untuk merampingkan penyebaran penyakit," kata Tim Spector, Profesor King.

Tim Spector kemudian menerapkan temuan mereka kepada lebih dari 400.000 orang yg melaporkan gejala melalui aplikasi, yg belum menjalani tes Covid-19 serta mempunyai kemungkinan 13 persen dari mereka kemungkinan terinfeksi.

6. Ciri-ciri terkena virus corona pada anak

Anak-anak disebut kalangan orang yang paling rentan terinfeksi virus corona Covid-19. Tetapi, para ahali malah menjumpai gejala virus corona Covid-19 pada anak-anak lebih ringan daripada orang dewasa.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) - China Joint Mission dikutip dari Health, mendeteksi anak-anak usia 18 tahun ataupun lebih muda yang terinfeksi virus corona Covid-19 cuma 2,4 persen di China.

Penelitian oleh CDC juga menampilkan bahwa lazimnya anak-anak yang terinfeksi virus corona Covid-19 cuma mendapati gejala ringan.

Menurut CDC, anak-anak amat jarang mendapati komplikasi parah akibat infeksi virus corona Covid-19. Meski begitu, orangtua kudu mengerti sejumlah hal yang mampu melindungi anaknya dari virus corona Covid-19.

CDC mengungkapkan kebanyakan anak-anak yg terinfeksi virus corona Covid-19 mendapati gejala kaya pilek, merupakan demam, pilek serta batuk. tersedia pula yg menghadapi permasalahan pencernaan, semacam muntah serta diare. Tapi, tersedia pula yang tidak menghadapi gejala apapun.

Para ahli masih belum memahami penyebab anka-anak cuma menghadapi gejala ringan ketika terinfeksi virus corona Covid-19. Karena, virus corona Covid-19 ini masih termasuk penyakit baru.

Selain gejalanya yg ringan, anak-anak juga mempunyai akibat penularan yang lebih rendah daripada orang dewasa. Ahli juga belum memahami penyebabnya.

"Kami tak tahu mesti penyebabnya. Semua ahli serta dokter penyakit menular masih menjajaki penyakit baru ini," kata KC Rondello, MD, profesor rekanan klinis di Sekolah Tinggi Keperawatan beserta Kesehatan Masyarakat di Universitas Adelphi.

Tetapi, tersedia beberapa hal yang mengharuskan anak-anak menghadapi gejala ringan ketika terinfeksi virus corona Covid-19.

1. Anak mendapati respons kekebalan tubuh yg baik

Anak-anak mempunyai respons sistem kekebalan tubuh yang lebih baik daripada orang dewasa. keadaan ini menopang mereka melawan patogen daripada orang dewasa.

Seperti di China, 9 bayi terinfeksi virus corona Covid-19 berusia 1 hingga 11 bulan. Tetapi, mereka semua tak ada yg menginginkan perawatan intensif beserta tidak mendapati komplikasi parah.

2. Anak-anak mendapati perlindungan dari imunologisnya

Menurut Dr Rondello, anak-anak lebih sering mendapati pilek. sebab itu, gejala yang mereka alami lebih ringan ketika terinfeksi virus corona. Artinya, mereka mendapati perlindungan imunologisnya sendiri sehingga kebal terhadao virus corona Covid-19.

3. Anak-anak lebih jarang terpapar orang yg telah terinfeksi virus

Para ahli juga menceritakan anak-anak mungkin lebih jarang terpapar virus corona Covid-19 daripada orang dewasa. walaupun orang dewasa lebih dapat berhati-hati, akan tetapi mereka lebih sering mengunjungi tempat-tempat yang rentan penularan virus corona Covid-19.

4. Anak-anak belum merokok

Kebiasaan merokok salah satu yang mengadakan seseorang lebih beefek terinfeksi virus corona Covid-19. sebab itu, anak-anak telah mesti belum merokok sehingga mereka tak rentan mengenai infeksi pernapasan.

7. Kelelahan serta nyeri otot

Sebagai virus baru, heterogen penelitian tentang Covid-19 masih terus dikembangkan. lazimnya, gejala orang dengan virus corona akan mendapati batuk, demam, hingga sesak napas.

Seiring waktu, muncul bermacam-macam gejala baru pada sejumlah orang yang terinfeksi corona. Suara.com merangkum gejala-gejala Covid-19 yg tidak beken tapi selalu harus diwaspadai.

1. keadaan sulit Pencernaan
Mengalihbahasakan dari Business Insider, situasi sulit pencernaan jadi salah satu gejala yang belakangan ini biasa terbentuk pada pasien Covid-19. Sekitar satu dari 10 pasien mendapati sebagian gejala gastrointestinal, termasuk diare beserta mual.

Sebuah studi di The Lancet melaporkan bahwa cuma 3% pasien China yg menghadapi diare. beberapa saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sekitar 5% pasien menghadapi mual.

Penelitian baru menampakkan bahwa jumlahnya mungkin lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya serta hingga setengah dari pasien mungkin mempunyai dilema pencernaan bersama dengan gejala pernapasan.

2. Malaise serta Kelelahan
Sebuah kasus di panti jompo Wahington melaporkan, sepertiga penghuninya terinfeksi Covid-19. Setengahnya tak mempunyai gejala tetapi sebagian pasein mempunyai gejala tak biasa, kaya malaise, rasa tidak nyaman, hingga gelisah.

Dalam sebagian kasus, Covid-19 benar-benar muncul dengan gejala malaise hingga rasa kelelahan. Ini ialah salah satu gejala atipikal yg paling sering dilaporkan yg lazimnya muncul dengan batuk ataupun demam.

3. Kedinginan beserta Nyeri Otot
Nyeri otot serta kedinginan dapat jadi gejala dari banyak penyakit, termasuk flu biasa. tetapi gejala tersebut juga dijumpai pada orang yg terinfeksi virus corona.

Menurut WHO, sekitar 11% orang yang diteliti mengaku kedinginan serta 14% menikmati nyeri otot. Gejala tersebut dianggap sebagai indikasi infeksi yang ringan.

Jika Anda mengalaminya, langsungkan tindakan pencegahan tambahan untuk mengisolasi diri dari orang lain. Selain itu, pastikan untuk banyak istirahat serta cukupi cairan tubuh.

4. Sakit Kepala
Menurut penelitian di The Lancet, sekitar 8% pasien Covid-19 mengeluhkan sakit kepala. beberapa saat menurut Klinik Cleveland, keluhan pusing juga sudah dilaporkan didalam beberapa kasus.

5. Hidung Meler
Hidung meler sebenarnya lebih mengharuskan sebagai tanda flu lazim atau alergi. tetapi WHO melaporkan, bahwa beberapa kecil orang yg terinfeksi corona juga menghadapi hidung meler.

Jumlahnya sekitar 5% orang menghadapi gejala ini, walaupun begitu orang yang bersin-bersin tidak masuk di dalam gejala covid-19.

6. Mata Merah
Mengalihbahasakan dari Today.com, American Academy of Ophthalmology menyatakan, bahwa patogen dapat menyebabkan mata merah ataupun konjungtivitis, yaitu radang jaringan bening yg menutupi bagian putih mata. suasana ini dapat timbul pada sekitar 1-3 persen orang yg terinfeksi virus corona Covid-19.

Sebelumnya, telah muncul peringatan bahwa partikel-partikel virus dapat dijumpai didalam sekresi mata. Tetapi, sebentuk penelitian menerangkan akibat penularan virus melalui air mata masih rendah.

7. Hilangnya Indra Penciuman serta Pengecapan

Kehilangan indra penciuman serta pengecapan jadi salah satu tanda infeksi Covid-19 yang ditemukan baru-baru ini. Penelitian ilmuwan Inggris mengumpulkan data lewat aplikasi “symptom tracker“, untuk kontributif monitoring pandemi virus corona SARS-CoV-2

Analisis data para ilmuwan di King's College London menampilkan, sekitar 60% pasien yang dikonfirmasi positif Covid-19 melaporkan gejala hilangnya indra pengecap beserta penciuman.

8. Cerita pasien Covid-19 terhadap tahapan gejalanya

Orang dengan keadaan kesehatan serius yaitu kasta orang yang paling rentan terinfeksi virus corona Covid-19.

Kebanyakan orang mengklaim bahwa infeksi virus corona Covid-19 ialah penyakit flu yg paling parah serta banyak orang tak mendapati gejalanya sama sekali.

Kondisi ini pun dirasakan oleh Amy Shircel (22) yg mengatakan gejala parahnya selama terinfeksi virus corona Covid-19.

Padahal Amy Shircel tak mendapati riwayat keadaan kesehatan kronis malah mendapati gejala yang parah, teratur berolahraga serta jarang minum alkohol.

Tapi, ia malah menghadapi gejala infeksi virus corona Covid-19 yg menyakitkan serta menakutkan. sebagian hari pertama, Amy Shircel masih dapat memecahkan gejalanya.

"Saya menghadapi demam tinggi, batuk ringan, menggigil, sakit kepala serta pilek," kata Amy Shircel dikutip dari Daily Star.

Hal ini bermula ketika Amy baru saja kembali dari Eropa, sehingga ia diusulkan untuk tes virus corona Covid-19. Tapi, sebelum hasil tes Covid-19 keluar, suasana Amy malah semakin buruk.

"Pada hari ketiga, saya tidak bisa membendung apapun, saya terus-menerus muntah," katanya.

Pada hari keempat, Amy Shircel mulai kesulitan bernapas sebab virus corona Covid-19 yang sudah membunuh hampir 900 ribu orang di seluruh sunia. Saat itu Amy Shircel mulai ketakutan.

"Rasanya paru-parumu dangkal beserta kau tak bisa bernapas dengan benar. Aku lemah, demam tinggi serta terus melambung setiap harinya," ujarnya.

Seminggu setelahnya, keadaan Amy Shircel semakin buruk hingga memanggil ambulans untuk beroleh perawatan medis. Tetapi, Amy cuma diberi obat anti-mual.

Beberapa hari berikutnya keadaan Amy Shircel semakin lemah hingga tak bisa makan selama 9 hari. Bahkan Amy Shircel cuma bisa istirahat di lingkungan tidur sebab menggigil.

Karena itu, Amy Shircel mendesak semua orang untuk tak melanggar perintah para ahli mengarantina diri di tempat tinggal. Karena, isolasi mandiri di hunian dapat membantu menurunkan efek penyebaran virus corona Covid-19.