Apa Saja Tanaman Herbal Yang Dapat Mencegah COVID-19

Apa saja tanaman herbal yang sanggup meninggalkan COVID-19 maupun virus corona jenis gres yg tengah jadi pandemi? Barangkali hal tersebut jadi pertanyaan banyak orang agar tubuh mereka tetap sehat dan terhindar dari virus corona.

Beberapa tanaman herbal yg dipercaya mempu menaikkan imunitas tubuh sehingga tubuh tidak simpel terserang penyakit diantaranya adalah kunyit dan jahe. Biar gak sederhana sakit tersedia banyak tanaman herbal maupun makanan yang bisa menghindari COVID-19.

Gak cuma kunyit dan jahe yang dapat menaikkan imun. Apa saja tanaman herbal tersebut? Berikut ini yaitu tanaman ataupun tumbuh-tumbuhan yg diyakini bisa memajukan imunitas tubuh dan menghindari COVID-19.

  1. Brokoli yang kaya vitamin A, C, E, dan mineral. Disarankan buat gak memasak terlalu lama, biar nutrisinya terjaga
  2. Bayam gak cuma mengandung vitamin C, tapi juga antioksidan dan beta karoten. Perbanyak makan bayam akan memajukan kemampuan melawan bakteri ataupun virus
  3. Yoghurt dapat menaikkan sistem imun untuk melawan berbagai penyakit. Pilih yoghurt tawar, biar tak tersedia kandungan gula berlebih
  4. Kepiting termasuk salah satu seafood yg kaya zat besi. diperlukan untuk meringankan sel imun berfungsi optimal, nih
  5. Apa saja tanaman herbal yang bisa menghindari COVID-19? jawabannya salah satunya ialah lemon yg mengandung vitamin C dan menambah produksi sel darah putih. Nah, sel darah putih dapat membantu melawan berbagai penyakit
  6. Vitamin E juga digunakan untuk meninggikan ketangguhan tubuh. Almond salah satu sumber vitamin E yg bagus
  7. Ayam mengandung vitamin B-6 dapat dimasak menjadi sup yang bikin badan lebih hangat. Gizinya lengkap dan rasanya enak
  8. Pepaya mengandung vitamin C, enzim papain, potassium, dan folat. Semuanya sungguh-sungguh berguna untuk meluaskan sistem imun tubuh
  9. Gak jauh beda dengan pepaya, kiwi pun mengandung nutrisi serupa. Asam manisnya menyegarkan banget
  10. Paprika merah mengandung vitamin C yg melimpah. Vitamin C dari paprika merah dua kali lebih banyak daripada jeruk maupun lemon, lho

Apa saja tanaman herbal yang bisa menghindari COVID-19? itulah 10 makanan dari bahan alami merupakan buah-buahan maupun bahan makanan lainnya. Perbanyak konsumsi berbagai makanan di atas, sembari menjaga kebersihan, biar kamu tetap sehat, ya!

Apa Saja Tanaman Herbal yang Bantu Cegah Corona dengan Sistem Imun?

Penyebaran virus corona maupun COVID-19 yang begitu cepat dan banyak menimbulkan kematian di berbagai negara menimbulkan keresahan masyarakat dunia. Berbagai upaya dibuat guna membendung virus ini, salah satunya mengkonsumsi multivitamin atau suplemen untuk memajukan imunitas.

Demikian pula yang yang timbul di tanah air. Selain konsumsi multivitamin, tak sedikit masyarakat yang mengonsumsi empon-empon untuk menghindari virus corona. Himbauan pada masyarakat untuk selalu menjaga intensitas tubuh memakai sistem imun alami tubuh agar terhindar dari virus corona.

Ada beberapa cara untuk mengaktifkan sistem imun tubuh. Salah satunya menjaga pola makan dengan gizi seimbang. Selain itu, minum air putih minimnya 6 gelas/hari, olahraga setidaknya 3 kali didalam seminggu minimal 30 menit, dan menjaga kebersihan tubuh secara keseluruhan dengan mandi setiap hari.

Tidak kalah penting, mencuci tangan dengan sabun maupun hand sanitizer setiap kali akan makan ataupun minum dan keluar dari tempat mandi, serta istirahat ataupun tidur yg cukup 6-8 jam/hari.

Terkait pemakaian imunomodulator (pengatur sistem kekebalan tubuh), Ika mengatakan, konsumsi imunomodulator atau vitamin dan suplemen tidak boleh menggantikan gizi seimbang yang dikonsumsi sehari-hari. Dengan sebutan lain masyarakat tetap dianjurkan untuk menjaga pola makan dengan gizi seimbang.

Ada sebagian herbal yg pernah diteliti baik secara in vitro [pada sel] maupun in vivo kepada hewan uji yang dapat mendongkrak imun tubuh. Terdapat 18 herbal yg pernah diteliti dan terbukti mampu memajukan imunitas. sebagian herbal tersebut antara lain:

1. Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
2. Brotowali (Tinospora cordifolia)
3. Teen (Ficus carica)
4. Lidah buaya (Aloe vera)
5. Murbei (Morus alba), Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
6. Bawang putih (Allium sativum)
7. Kunyit (Curcuma longa)
8. Orang-aring (Eclipta alba)
9. Mangga (Mangifera indica)
10. Mimba (Azadirachta indica)
11. Mengkudu (Morinda citrifolia)
12. Pegagan (Centella asiatica)
13. Cabe Jawa (Piper longum)
14. Echinace (Echinacea pupurea)
15. Meniran (Phyllanti niruri)
16. Keladi tikus (Thyponium flagelliforme)
17. Sarang semut (Myrmecodia tuberosa)

Konsumsi bahan-bahan tersebut dapat dilaksanakan untuk mendongkrak sistem imun. Konsumsi bisa dikerjakan sepanjang waktu tertentu maksimal 8 minggu. cuma saja, otoritas pengawas obat di sebagian negara Eropa merekomendasikan waktu pemakaian bahan bersifat imunomodulator tidak lebih dari 8 minggu.

Konsumsi tidak boleh lebih dari 8 minggu agar andaikata pasien mengalami gangguan kesehatan bisa dikenal, tidak tertutupi oleh efek imunomodulator tersebut. seumpama berlangsung gangguan kesehatan, maka penderita mesti memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Selain itu, pemakaian imunomodulator tak direkomendasikan diberikan kepada pasien-pasien penyakit kronis kaya leukemia, TB, dan penyakit autoimun kaya SLE, Rheumatoid artritis, Idiopatik trombositopeni purpura, dan DM tipe 1.

Gaya hidup sehat dan pola makan sehat untuk menahan coronavirus COVID-19 wajib menjadi prioritas utama. Hal tersebut penting, mengingat pengaruh pola makan dan hidup sehat lebih terpercaya di dalam meninggikan potensi tubuh melawan infeksi virus corona.

Cegah COVID-19, LIPI Uji Tanaman Herbal dan Jamu Penguat Sistem Imun

Penyebaran virus corona (COVID-19) di Indonesia semakin luas. Hingga saat ini virus sudah menyebar di 24 provinsi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) turut andil didalam menginvestigasi sejumlah bahan alam yang dapat dimanfaatkan untuk menjauhi akibat penyebaran virus semakin luas.

Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko mengungkap bahwa saat ini pihaknya tengah menguji sebagian tanaman herbal, jamu, atau obat herbal terstandar yang potensial sebagai penguat sistem imun (immunomodulator) dan obat pencegah ataupun penghambat virus (antiviral) bagi COVID-19.

"Beberapa tanaman tersebut mencakup jahe merah, echinaceae, meniran, sambiloto, kayu surian, akar manis, rosella, biji anggur, bawang putih, teripang, serta tempe".

Seperti dipahami, hingga saat ini belum tersedia vaksin ataupun obat untuk COVID-19. sejumlah penelitian mengungkap bahwa imunitas yang baik jadi salah satu teknik membendung dan mengobati virus tersebut.

Tidak cuma itu, Tri juga mengatakan bahwa pihaknya sudah mengadakan kaji cepat berbagai bahan kimia untuk disinfektan yg juga dirilis secara publik.

Lebih lanjut LIPI juga menemukan bahwa Airborne Sterilizer yang bisa mengeluarkan NanoOzone yang sanggup menangkap dan menghancurkan virus corona di udara serta Mobile Disinfection Chamber ataupun tenda disinfeksi coronavirus, alat sterilisasi virus corona untuk uang kertas dan logam serta alat pelindung diri (APD) ramah kasta (biodegradable) bagi tenaga kesehatan di dalam menahan COVID-19, mencakup jas lab, penutup kepala, dan masker.

Daftar Bahan Herbal Antivirus, Cocok untuk Antisipasi Virus Corona & Cegah Covid-19

Saat Virus Corona ataupun Covid-19 mewabah, beberapa bahan herbal mulai dilirik masyarakat sebagai antivirus dan menjaga ketangguhan tubuh.

Sejak zaman kuno jauh sebelum Virus Corona ataupun Covid-19 mewabah, herbal sudah digunakan sebagai perawatan alami untuk berbagai penyakit, termasuk infeksi virus. dapat juga sebagai antivirus.

Karena konsentrasi senyawa tanaman yang kuat, banyak herbal mendukung melawan virus dan disukai oleh para praktisi pengobatan alami. dipahami sebagai antivirus, apakah tanaman herbal ini dapat menjinakkan Virus Corona maupun Covid-19?

Berikut yaitu 15 herbal dengan keaktifan antivirus yang kuat.

1. Sage

Juga anggota keluarga mint, sage ialah ramuan aromatik yang sudah lama dibutuhkan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati infeksi virus.

Sifat antivirus sage sejumlah besar disangkutkan dengan senyawa yang disebut safficinolide dan sage satu, yg ditemukan di daun dan batang tanaman.

Penelitian tabung menampilkan bahwa ramuan ini bisa melawan human immunodeficiency virus tipe 1 (HIV-1), yang mampu menimbulkan AIDS. di dalam satu penelitian, ekstrak bijak secara signifikan menghambat acara HIV dengan menjauhi virus memasuki sel target.

Sage juga terbukti memerangi HSV-1 dan Indiana vesiculovirus, yang menginfeksi hewan ternak kaya kuda, sapi, dan babi.

2. Adas
Adas yakni tanaman rasa licorice yang bisa melawan virus tertentu.

Sebuah penelitian tabung mengunjukkan bahwa ekstrak adas menampilkan efek antivirus yang kuat terhadap virus herpes dan parainfluenza tipe-3 (PI-3), yg menerbitkan infeksi pernapasan kepada sapi.

Terlebih lagi, trans-anethole, komponen baku minyak atsiri adas, sudah mengindikasikan efek antivirus yang kuat terhadap virus herpes.

Menurut penelitian kepada hewan, adas juga bisa menaikkan sistem kekebalan tubuh Anda dan merampingkan peradangan, yang juga bisa membantu memerangi infeksi virus.

Hal ini dikonkretkan sebagai upaya antisipasi dan deteksi dini bila terpapar virus corona (Covid-19). Suhu tubuh jadi salah satu indikasi adanya penularan virus corona.

3. Oregano
Oregano yakni ramuan populer didalam keluarga mint yg dipahami karena kualitas obatnya yg mengesankan. Senyawa tanamannya, yang termasuk carvacrol, menyediakan sifat antivirus.

Dalam studi tabung reaksi, baik minyak oregano dan carvacrol yang terisolasi menyurutkan acara murine norovirus (MNV) di dalam waktu 15 menit setelah terpapar.

MNV sangat menular dan penyebab transenden flu perut kepada manusia. Ini benar-benar mirip dengan norovirus manusia dan dibutuhkan dalam studi ilmiah sebab norovirus manusia terkenal sulit tumbuh di pengaturan laboratorium.

Minyak oregano dan carvacrol juga sudah terbukti menampakkan kegiatan antivirus terhadap virus herpes simplex tipe-1 (HSV-1); rotavirus, penyebab biasa diare kepada bayi dan anak-anak; dan respiratori syncytial virus (RSV), yang mengadakan infeksi pernafasan.

4. Basil
Banyak jenis kemangi, termasuk varietas manis dan suci, bisa melawan infeksi virus tertentu.

Sebagai contoh, satu studi tabung menemukan bahwa ekstrak basil manis, termasuk senyawa kaya apigenin dan asam ursolat, mengekspos efek potensial terhadap virus herpes, hepatitis B, dan enterovirus.

Kemangi suci, juga diketahui sebagai tulsi, sudah terbukti meninggikan kekebalan tubuh, yang mampu menopang melawan infeksi virus.

Dalam studi 4 minggu kepada 24 orang dewasa yang sehat, menambah 300 mg ekstrak basil suci meninggikan secara signifikan tingkat sel T helper dan sel pembunuh alami, keduanya yakni sel kekebalan yang mendukung melindungi dan melindungi tubuh Anda dari infeksi virus.

5. Lemon balm
Lemon balm yakni tanaman lemon yg biasa dibutuhkan dalam teh dan bumbu. Itu juga terkenal karena kualitas obatnya.

Ekstrak lemon balm adalah sumber terkonsentrasi dari minyak atsiri dan senyawa tanaman yang mempunyai keaktifan antivirus.

Penelitian tabung memperlihatkan bahwa ia mendapati efek antivirus terhadap avian influenza (flu burung), virus herpes, HIV-1, dan enterovirus 71, yang bisa memicu infeksi parah kepada bayi dan anak-anak.

Bawang putih

Menurut laman healthline, bawang putih ialah obat alami populer untuk beragam kondisi, termasuk infeksi virus.

Dalam sebuah penelitian kepada 23 orang dewasa dengan kutil yg disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), menerapkan ekstrak bawang putih ke daerah yg terkena dua kali sehari menghilangkan kutil kepada mereka semua setelah 1-2 minggu

Selain itu, penelitian tabung reaksi yang lebih lama mencatat bahwa bawang putih mungkin mendapati kegiatan antivirus terhadap influenza A dan B, HIV, HSV-1, pneumonia virus, dan rhinovirus, yang menyulut flu lazim. tapi, penelitian saat ini kurang.

Penelitian kepada hewan dan tabung mengindikasikan bahwa bawang putih menaikkan respons sistem kekebalan dengan merangsang sel-sel kekebalan pelindung, yang sanggup melindungi terhadap infeksi virus.

7. Rosemary
Rosemary sering dipakai dalam memasak akan tetapi juga mempunyai aplikasi terapeutik sebab banyak senyawa tanamannya, termasuk asam oleanolic.

Asam oleanolic sudah mengekspos kegiatan antivirus terhadap virus herpes, HIV, influenza, dan hepatitis didalam penelitian kepada hewan dan tabung percobaan.

Selain itu, ekstrak rosemary sudah mengunjukkan efek antivirus terhadap virus herpes dan hepatitis A, yg mempengaruhi hati.

8. Peppermint
Peppermint dipahami mendapati kualitas antivirus yg kuat dan umumnya ditambahkan kepada teh, ekstrak, dan tincture yang dimaksudkan untuk mengobati infeksi virus secara alami.

Daunnya dan minyak atsiri mengandung komponen aktif, termasuk mentol dan rosmarinic asam, yang mendapati keaktifan antivirus dan anti-inflamasi.

Dalam penelitian tabung reaksi, ekstrak daun peppermint mengindikasikan acara antivirus yang manjur terhadap virus syncytial respirasi (RSV) dan secara signifikan menurunkan tingkat senyawa inflamasi.

9. Sambucus
Sambucus yakni keluarga tanaman yang juga disebut penatua. Elderberry dibuat jadi berbagai produk, semacam elixir dan pil, yang dimanfaatkan untuk mengobati infeksi virus secara alami kaya flu dan pilek.

Sebuah studi kepada tikus menegaskan bahwa jus elderberry terkonsentrasi menekan replikasi virus influenza dan menstimulasi respon sistem kekebalan tubuh.

Terlebih lagi, di dalam ulasan 4 studi di 180 orang, suplemen elderberry didapatkan untuk secara substansial menyurutkan gejala pernapasan atas yg disebabkan oleh infeksi virus.

10. Echinacea
Echinacea yakni salah satu bahan yg paling populer dibutuhkan dalam pengobatan herbal sebab khasiatnya yang meninggikan kesehatan. Banyak bagian tanaman, termasuk bunga, daun, dan akarnya, dipakai untuk obat alami.

Faktanya, Echinacea purpurea, varietas yang memanifestasikan bunga berbentuk kerucut, dimanfaatkan oleh penduduk asli Amerika untuk mengobati beragam kondisi, termasuk infeksi virus.

Beberapa studi tabung mengunjukkan bahwa varietas tertentu echinacea, termasuk E. pallida, E. angustifolia, dan E. purpurea, amat efektif di dalam memerangi infeksi virus semacam herpes dan influenza.

Khususnya, E. purpurea dianggap mendapati efek memajukan kekebalan juga, sehingga sungguh-sungguh berguna untuk mengobati infeksi virus.

11. Astragalus
Astragalus ialah ramuan berbunga yg populer didalam pengobatan Cina tradisional. Ini membanggakan Astragalus polysaccharide (APS), yg mendapati kualitas penambah kekebalan dan antivirus yg materiil.

Uji tabung dan penelitian kepada hewan mengindikasikan bahwa astragalus memerangi virus herpes, hepatitis C, dan virus avian influenza H9.

Selain itu, penelitian tabung menampakkan bahwa APS bisa melindungi sel-sel astrosit manusia, jenis sel yang paling melimpah di sistem saraf pusat, dari infeksi herpes.

Jahe

Produk jahe, semacam ramuan, teh, dan tablet hisap, yaitu obat alami yg populer - dan untuk alasan yang baik. Jahe sudah terbukti mempunyai acara antivirus yg mengesankan berkat konsentrasi besar dari senyawa tanaman yang manjur.

Penelitian tabung menampakkan bahwa ekstrak jahe mendapati efek antivirus terhadap avian influenza, RSV, dan feline calicivirus (FCV), yang sebanding dengan norovirus manusia.

Selain itu, senyawa spesifik di dalam jahe, semacam gingerol dan zingerone, sudah didapatkan untuk menghambat replikasi virus dan menghindari virus memasuki sel inang.

13. Ginseng
Ginseng, yang bisa didapati didalam varietas Korea dan Amerika, ialah akar tanaman didalam keluarga Panax. telah lama dipakai dalam pengobatan Tiongkok tradisional, sudah terbukti sungguh-sungguh efektif memerangi virus.

Dalam penelitian kepada hewan dan tabung percobaan, ekstrak ginseng merah Korea sudah menampakkan efek yg signifikan terhadap RSV, virus herpes, dan hepatitis A.

Selain itu, senyawa di dalam ginseng yang disebut ginsenosides mempunyai efek antivirus terhadap hepatitis B, norovirus, dan virus coxsackie, yg berhubungan dengan sejumlah penyakit serius - termasuk infeksi otak yg disebut meningoencephalitis.

14. Dandelion

Dandelion secara luas dianggap sebagai gulma tapi telah dilacak untuk sejumlah sifat obat, termasuk efek antivirus potensial. Tabung reaksi penelitian mengindikasikan bahwa dandelion bisa memerangi hepatitis B, HIV, dan influenza.

Selain itu, satu penelitian tabung mencatat bahwa ekstrak dandelion menghambat replikasi dengue, virus yang ditularkan oleh nyamuk yg menimbulkan demam berdarah. Penyakit ini, yang mampu berakibat fatal, membangkit gejala-gejala semacam demam besar, muntah, dan nyeri otot.

15. Licorice
Licorice sudah digunakan didalam pengobatan tradisional Tiongkok dan praktik alami lainnya selama berabad-abad.

Glycyrrhizin, liquiritigenin, dan glabridin yakni sebagian zat aktif di dalam licorice yang mendapati sifat antivirus yang kuat.

Studi tabung mengindikasikan bahwa ekstrak akar licorice efektif terhadap HIV, RSV, virus herpes, dan coronavirus terkait sindrom pernafasan akut (SARS-CoV), yang mendatangkan jenis pneumonia yang serius.

harus diingat
Herbal sudah digunakan sebagai obat alami sejak zaman kuno.

Jamu dapur lazim, kaya basil, sage, dan oregano, serta jamu yang kurang diketahui semacam astragalus dan sambucus, mempunyai efek antivirus yang kuat terhadap berbagai virus yg melahirkan infeksi kepada manusia.

Sangat praktis untuk menambahkan ramuan kuat ini ke didalam makanan Anda dengan menggunakannya di dalam resep favorit Anda maupun menjadikannya teh.

tapi, harus diingat bahwa sejumlah besar penelitian sudah dilaksanakan didalam tabung reaksi dan hewan memakai ekstrak pekat. Oleh sebab itu, tidak jelas apakah dosis kecil ramuan ini akan mempunyai efek yang sama.

Jika Anda meneguhkan untuk melengkapi dengan ekstrak, tincture, ataupun produk herbal lainnya, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk menetapkan penerapan yang aman.

Buah dan Tanaman yang Disebut Mencegah Virus Corona

Sejumlah bahan-bahan alami yang sanggup dikonsumsi langsung masyarakat dinilai dapat jadi kandidat di dalam menangkal penyebaran covid 19 (virus corona) di dalam diri seseorang. Hal ini berdasarkan hasil penelitian beberapa universitas ternama di Indonesia. Berikut ini yakni buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan yg disebut dapat jadi kandidat pencegah penyebaran virus corona.

Daun kelor

Tim Peneliti Universitas Indonesia (UI) dan IPB menemukan kandidat antivirus corona dari bahan alam Indonesia. lingkungan senyawa tersebut antara lain hesperidin, rhamnetin, kaempferol, kuersetin dan myricetin yang terkandung di dalam daun kelor.

Dekan FKUI Ari Fahrial Syam mendeskripsikan penelitian didasarkan hasil skrining terhadap ratusan protein dan ribuan senyawa herbal terkait mekanisme kerja virus. Ternyata diperoleh sejumlah kategori senyawa yg berpotensi menghambat dan meluputkan virus SARS-CoV-2 (virus corona).

"Gabungan peneliti multidisiplin menyelenggarakan analisis big data dan machine learning dari basis data HerbalDB yg dikembangkan oleh Laboratorium Komputasi Biomedik dan Rancangan Obat Fakultas Farmasi UI sebagian 1.377 senyawa herbal.

Ari memaparkan pemetaan farmakofor dikonkretkan dengan metode bangunan dan ligan. Kemudian dikonfirmasi hasilnya memakai metode pemodelan molekuler untuk dievaluasi keaktifan antivirusnya.

Hasil penemuan ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat untuk menghindari dan menambah intensitas tubuh dari serangan virus corona.

Jambu biji

Pada pertengahan Maret 2020 lalu, Fakultas Kedokteran UI dan IPB merilis hasil penelitian ke publik bahwa jambu biji sebagai kandidat yang berpotensi meninggalkan virus corona. didalam siaran pers resminya, disebutkan penelitian ini metode penelitian bioinformatika yg memanfaatkan basis data miliki Laboratorium Komputasi Biomedik dan Rancangan Obat Fakultas Farmasi UI.

Dengan total basis data sebanyak 1.377 senyawa, senyawa herbal tersebut akan dipetakan dan dikonfirmasi menggunakkan metode pemodelan molekuler untuk dievaluasi keaktifan anti virusnya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam mengemukakan bahwa jambu biji mempunyai kandungan senyawa yang cukup lengkap untuk mencegah penyebaran COVID-19. “Dari riset bioinformatika, kandungan didalam jambu biji mampu menjauhi atau paling tidak mengecilkan virus tersebut.

Dari hasil penelitian itu, dijumpai sejumlah level senyawa kepada jambu biji yg berpotensi untuk menghambat dan menjauhi virus corona. klasifikasi senyawa tersebut di antaranya adalah hesperidia, rhamnetin, kaempferol, kuersetin dan myricetin.

Ari mengatakan, hasil penelitian ini sudah disampaikan kepada “Seminar dan Workshop Eksplorasi Bahan Herbal Kandidat Potensial Antivirus Corona: Analisis Big Data dan In Silico” yg dilangsungkan kepada 3-5 Maret 2020 di Fakultas Kedokteran UI.

UI akan membuahkan hasil penelitian ini untuk publikasi internasional dan memeriksa dukungan dari industri farmasi untuk produksi skala besar. tapi, proses ini belum dikenal kapan selesainya sebab memerlukan percobaan penelitian ke binatang dan manusia.

Empon-empon / Rempah-rempah

Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr. Mangestuti Agil mengajak masyarakat mengoptimalkan kegunaan empon-empon ataupun rempah tradisional di dalam mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). bahkan, setelah pemerintah pusat menglazimkan adanya warga negara Indonesia (WNI) didalam negeri yang terjangkit virus tersebut.

"Dunia sedang dihebohkan dengan adanya virus corona. Maka, dipakai kekebalan tubuh yg maksimal agar terhindar dari kemungkinan terkena penyebaran virus corona yg semakin masif yaitu dengan empon-empon," sebutan Mangestuti di Surabaya.

Menurutnya, tubuh manusia yg sehat telah dilengkapi dengan daya imun maupun kekebalan tubuh yg baik untuk mencegah berbagai virus yg masuk. akan tetapi, nama dia, saat manusia lemah dan daya imun turun, maka penyakit dan berbagai virus akan simpel masuk serta melahirkan tubuh jadi sakit

Maka, sebutan dia, untuk menjaga agar imunitas tetap terjaga dengan baik, digunakan berbagai upaya. kaya adanya manajemen stres yang baik, menjaga pola makan, istirahat, dan olahraga yang teratur. "Kesemuanya itu telah satu paket. andaikan diselenggarakan dengan baik maka imunitas akan kuat dan membentuk manusia sehat. Terhindar dari virus semacam virus corona," sebutan dosen Fakultas Farmasi Unair tersebut.

Dia mendeskripsikan kemaslahatan dari rempah tradisional yg dimiliki Indonesia. Kunyit misalnya, mempunyai antioksidan yg sangat baik untuk menguatkan kekebalan tubuh. Selain kunyit, tersedia juga jahe, yang menurutnya mendapati khasiat yang luar lazim didalam menjaga imunitas tubuh.

"Jika tidak ada waktu memproduksi minuman dari kunyit, dapat membuat minuman dari jahe. ataupun juga dapat mengonsumsi susu telor madu jahe (STMJ)," ujarnya.

Menurutnya, bahan alam itu akan selalu lebih cepat diterima dan menyatu dengan tubuh kita. Hal ini telah jadi hukum alam. Asalkan, semua dikonsumi dengan teratur dan rutin yakni minimal tiga kali didalam seminggu.

"Ingat, telah sedari dulu empon-empon telah jadi bagian dari Indonesia. persoalannya belum banyak masyarakat kita yg menaruh perhatian. Meski di era sekarang semua kasiat telah teruji, digunakan perhatian kita untuk kembali mengoptimalkan rempah-rempah yg tersedia di sekitar kita," ujarnya.

Jus jeruk dan kulitnya

Hasil riset bersama dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Indonesia (UI) menyatakan bahwa mengonsumsi jus jeruk dengan kulitnya dapat membantu untuk mencegah virus corona anyar (Covid-19). Terdapat senyawa yg terkandung didalam kulit jeruk yang dapat menyodorkan perlindungan tubuh terhadap mikroba dan virus.

Riset tersebut diimplementasikan oleh tim dari Fakultas Kedokteran UI, Farmasi UI, Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC) IPB, Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat IPB serta Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Riset tersebut berupa penelitian bioinformatika untuk menemukan senyawa yang berpotensi untuk melawan Covid-19.

Guru Besr IPB sekaligus Kepala Trop BRC, Prof Irmanida Batubara, mengatakan, senyawa tersebut yakni lingkungan flavonoid ialah salah satunya hesperidin. Hesperidin, istilah dia, disinyalir dapat mempersembahkan perlindungan terhadap mikroba dan virus.

"Dimanakah kita dapat mendapatkan senyawa ini? Senyawa ini banyak didapati di kulit buah jeruk. menjadi selama berdiam di tempat tinggal , kita bisa membuat jus jeruk dan jangan lupa untuk ditambah sedikit kulit jeruk yg telah dicuci bersih," istilah Irmanida didalam keterangan pers IPB.

Ia mengatakan, mengkonsumsi kulit jeruk meemang akan terasa sedikit pahit. "Tapi, tahanlah sedikit rasa pahit ini sebab ini mengindikasikan hesperidin tersedia di dalamnya," katanya menambahkan.

Ia menjelaskan, bagi yg kurang sanggup mengonsumsi dengan rasa pahit, dapat membuat infus water dari jeruk beserta kulitnya. sebagian senyawa dari kulit jeruk akan larut di dalam air sehingga juga terkonsumsi. Asalkan, jeruk dicuci hingga bersih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

"Semua jenis jeruk mengandung hesperidin. menjadi tidak kudu jeruk buah, kita juga dapat memanfaatkan kulit jeruk nipis, jeruk lemon dan varietas jeruk lainnya," ujarnya.